Rabu, 10 Oktober 2018

Satrio Piningit Seorang Satria Mandala



      Assalamu'alaikum wrm wbr. 


      Satrio piningit diceritakan kedalam berbagai macam nama tokoh. Salah satu diantaranya diceritakan dengan nama Satria Mandala. Kata mandala berasal dari dua duku kata. Man (bhs arab) artinya seseorang, dala (arab, dholala) artinya sesat. Satria Mandala adalah seorang kesatria yang menghadapi lawan atau saingan dengan cara menyampaikan pidato / keterangan yang bisa menyesatkan lawan. Sebab pidato / keterangan yang disampaikan membuat saingan atau lawan serba salah dalam menentukan sikap. Direspon atau tidak tetap menjadi permasalahan yang pelik. Tidak direspon rasanya tidak kuat menahan emosi, tapi kalau direspon dia akan terjebak dan menyebabkan kekalahan. Menurut jongko ini, satrio piningit akan bekerja dalam tiga tahapan, berikut ini uraiannya: 

1.  Saat keadaan dunia seandainya dibuat perumpamaan bagaikan air comberan bahasa jawa banyu ceren. Keadaan dunia saat ini yang banyak ketidakadilan, korupsi, berbagai macam kejahatan inilah yang dalam jongko diumpamakan bagaikan air comberan. Pada saat dunia madih seperti ini segala macam usaha untuk menhentikan penerapan ilmu yang kontroversi tidak akan berhasil. 

2.  Tahapan kedua saat keadaan dunia seandainya dibuat perumpamaan bagaikan air yang jernih bagaikan baru keluar dari mata air. Keadaan dunia sudah semakin membaik. Keadaan seperti ini mungkin keadaan funia setelah terjadinya perang besar dengan jumlah korban yang sangat banyak. Dijaman ini mungkin sudah tidak ada lagi satrio piningit atau kesatria bertopeng. Yang ada adalah pujangga dari tanah jawa menyelesaikan permadalahan secara logika. Pujangga menyelesaikan permasalah tidak menggunakan kitab hukum tapi menggunakan cara seperti yang pernah dipraktekkan nabi Sulaiman as saat menentukan bayi ini anak dari ibu muda ataukah ibu tus? Dijaman yang madih seperti ini segala macam usaha menghentikan penerapan ilmu jongko masih tidak berhasil. 

3. Tahapan ketiga. Semakin lama keadaan dunia semakin membaik. Hingga kalau dibuat perumpamaan, meradakan hidup didunia serasa merasakan air susu. Masyarakat merasakan hidup didunia ini serasa merasakan kehidupan surga dunia. Masyarakat merasakan kehidupan didunia terasa toto tertib tentrem kerto raharjo gemah ripah loh jinawi. Ini berlaku untuk seluruh dunia barulah nanti sang pujangga berhenti mempraktekkan ilmu kontroversi meski tidak ada yang menghentikan. 


      Kalau diteliti dari jongko, berhenti ataukah tidaknya sang pujangga mempraktekkan ilmu jongko melihatnya dari keadaan dunia. Keadaan dunia jelek ya tidak bisa dihentikan. Keadaan dunia sedang-sedang saja tetap tidak bisa dihentikan. Berhenti sendiri setelah keadaan benar-benar baik. Waktu yang diperlukan untuk mewujudkannya insyaallah antara tujuh sampai delapan tahun. Dimulai dari pengenalan ilmu jongko sampai terwujudnya toto tertib tentrem ketyo raharjo gemah ripah loh jinawi.


      Dari saya cukup sekian, insyaallah keterangan saya ini nanti bermanfaat untuk ummat manusia. Assalamu'alaikum wrm wbr. 


      Tertanda 


      Jaka Pingit / Joko Pingit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Calon Pemimpin

  Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya sampaikan petunjuk ini hasil dari mempelajari pewayangan. Dalam hal memilih seorang...