Minggu, 01 September 2019

Balai Sagolo Golo


      Assalamu'alaikum wrm wbr. Kali ini akan saya sampaikan prediksi keadaan Indonesia sesudah pemilihan umum serempak. Prediksi ini saya sampaikan berdasarkan jongko pewayangan dengan judul "balai sagolo-golo". Dalam cerita balai sagolo-golo, saat pandawa sedang berkumpul dalam sebuah acara pesta, tiba-tiba sengkuni bersama kurawanya membakar istana tempat mereka berkumpul. Sebelum peristiwa ini terjadi, semua tempat acara pesta dipesiapkan bisa terbakar dengan mudah. Yang membantu mempersiapkan membangun istana tempat pesta bernama santana. 

      Sekarang saya usahakan menguraikan keterangan yang tersirat dari kata-kata diatas yang memiliki arti. 

1. Keterangan yang berhubungan dengan pesta yang dimaksud adalah pesta demokrasi, bukan pesta makan dalam arti yang sesungguhnya. Pemilihan umum pun juga termasuk pesta, yaitu pesta demokrasi. 

2. Yang dimaksud dengan membakar tempat pertemuan itu adalah sidang umum setelah pelaksanaan pesta demokrasi. Ringkasnya, tidak lama setelah pesta demokrasi nanti ada acara sidang umum MPR. Dalam acara sidang ini nanti akan terjadi situasi yang menegangkan. Sebelum pemilu dilaksanakan sudah ada bibit perpecahan, setelah pelaksanaan pemilu situasi persidangan benar-benar panas. 

3. Situasi dalam sidang umum MPR yang membara ini tidak lepas dari campur tangan asing yang ikut membatu pelaksanaan pemilu. Tangan-tangan asing ini turut serta mempersiapkan permasalahan yang akan digunakan untuk membuat situasi persidangan menjadi membara. Berhati-hatilah terhadap orang asing yang ikut-ikutan urusan pemilu meskipun dia mengatakan dirinya hanya sekedar memantau! 

      Menurut pewayangan, saat ini pihak asing yang menginginkan Indonesia segera mengalami kekacauan itu jumlahnya banyak. Setelah mereka dulu berhasil membuat Timor Timur lepas dari Indonesia, target mereka saat ini adalah menjadikan Indonesia segera mengalami kehancuran. Orang-orang ini dalam pewayangan disebut sebagai kurawa. Mereka bisa dilihat dengan cara melihat sikap mereka yang mendukung lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Adapun yang dimaksud dengan paman patih Sengkuni adalah orang dari Australia yang pernah mengakui dirinya adalah wakil Amerika Serikat di Asia tengara. Mereka lebih dikenal dengan nama sherif regional wannaby. Sikap mereka lebih mencerminkan sebagai mafia pengeruk kekayaan alam negara lain. 


      Persidangan yang membara

      Apabila prediksi yang saya sampaikan ini terjadi sungguhan, perhatikan petunjuk pewayangan ini. 

1. Semua peserta persidangan harus bisa menahan diri, menahan rasa amarah. Jangan mengikuti komentar yang membuat persidangan semakin panas. Jangan mengikuti pancingan dari luar negeri yang ingin membuat Indonesia semakin panas situasinya. Ingat! Panasnya situasi dalam persidangan juga membuat situasi dimasyarakat juga ikut panas. Tegangnya situasi dalam persidangan juga ikut membawa tegangnya situasi di masyarakat. 

2. Antar elit politik jangan saling menjatuhkan ataupun membongkar aib. Ingatlah! Semakin banyak aib yang dibongkar bisa membuat situasi semakin kacau. Bukankah kalau mau jujur, banyak elit politik yang berpengaruh di Indonesia saat ini juga memiliki catatan pelanggaran-pelanggaran HAM. Pelanggaran HAM terpaksa dilakukan karena sebuah keterpaksaan. Pelanggaran itu sudah dipikirkan dengan seksama. Siapa yang layak diperlakukan seperti sampah dan siapa yang layak untuk dipertahankan. 

      Saran saya untuk seluruh bangsa Indonesia. Tetaplah jaga kerukunan, jangan mudah berprasangka buruk terhadap pemerintah. Menurut jongko pewayangan, sumber dari ruwetnya permasalahan pemilu bukan dari pemerintah tapi dari luar negeri. Insyaallah keterangan saya sambung lagi lain kali. 

      Dari saya cukup sekian dulu, semoga keterangan saya bermanfaat dan barokah. Aaammiiiiinnn. Assalamu'alaikum wrm wbr. 

      Tertanda


      Jaka Pingit / Joko Pingit


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Calon Pemimpin

  Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya sampaikan petunjuk ini hasil dari mempelajari pewayangan. Dalam hal memilih seorang...