Senin, 29 Maret 2021

Invasi Mongol Dan Investasi Mangkrak

 



Assalamualaikum wrm wbr. Perasaan hati ini terasa sedih, pedih dan nelongso kalau memikirkan besarnya biaya investasi infrastruktur dari China yang mangkrak. Apalagi kalau ditambah memikirkan satelit Indonesia yang hancur saat diluncurkan dengan roket milik China. Perasaan hati ini menjadi sulit mempercayai niat China, adakah mereka masih memiliki niat baik kepada bangsa Indonesia??? 


      Kalau saya perhatikan investasi dibidang infrastruktur dari China yang sangat besar kemudian negara penerima investasi tidak mampu untuk membayar hutang dan terpaksa diganti imbalan tertentu, ternyata imbalannya jauh lebih berat. Sepertinya Indonesia pun juga diskenariokan sama seperti yang dialami oleh negara Bangladesh. Kalau hal ini benar-benar akan dialami oleh negara Indonesia, ada ide yang lucu serta terkesan konyol untuk dipraktekkan. Yaitu dengan menghubungkan permasalahan investasi infrastruktur yang mangkrak saat ini dengan permasalahan invasi Mongol dan China dimasa lalu. Ide lucu dan konyol ini terpaksa saya sampaikan karena memang sikap China di Laut Asia Tenggara (Laut China Selatan) juga terkesan lucu dan konyol. Tapi untuk mempraktekkan cara ini, orang yang cocok melakukannya adalah orang yang masih memiliki hubungan silsilah dengan tokoh-tokoh terkenal yang terlibat dalam perang di masa lalu. Orang yang cocok mempraktekkan cara ini adalah orang yang masih ada hubungan ķeturunan dari tokoh yang terkenal misalnya raden Wijaya, Ronggo Lawe, Lembu Sora dan lain-lain. Diusahakan selain memiliki hubungan keturunan juga masih tinggal di Jawa Timur. Cukup orang sipil yang bukan pejabat yang mempraktekkan cara ini. 




      Cara mempraktekkannya sebagai berikut. Disiapkan dulu video atau artikel yang resmi dikeluarkan oleh pemerintah China yang menyatakan wilayah laut Asia Tenggara (Laut China Selatan) adalah warisan nenek moyang mereka. Setelah semuanya siap tinggal menunggu sikap pemerintah China. Suatu saat nanti apabila pemerintah China menagih hutang dari biaya pembangunan infrastruktur yang mangkrak, lalu dijawab; "kamu (China) mengklaim wilayah laut Asia Tenggara  (Laut China Selatan) adalah warisan nenek moyangmu, aku ingatkan kalau nenek moyangmu pernah menginvasi kerajaan di Nusantara". Kemudian baru membahas urusan ganti rugi dari kerusakan yang pernah dilakukan oleh nenek moyang orang China. Urusan ganti rugi invasi Mongol / China terpaksa dibahas sebab China juga dalam mengklaim laut Asia Tenggara (LCS) dengan alasan warisan nenek moyang. Kalau misalnya China tidak mau membayar ganti rugi invasi Mongol /  China dengan alasan saat itu kaisarnya berasal dari Mongol, maka kaisar Mongol yang telah memindahkan ibu kota kerajaan sebagai alasan untuk meminta ganti rugi. Mungkin, investasi infrastruktur China yang mangkrak cukup sebagai ganti rugi invasi Mongol  / China di masa lalu. 


      Meminta ganti rugi invasi Mongol / China ke Nusantara Insya-Allah bisa dijadikan sebagai uji coba pendirian China dalam menguasai laut Asia Tenggara, apabila tetap ngeyel sebaiknya dipraktekkan saja sekalian. 


      Dari saya cukup sekian dulu, semoga keterangan yang saya sampaikan ini membawa manfaat dan barokah. Aaamiiinn Aaamiiinn Aaamiiinn Yaarobbal'aalamiin. Assalamualaikum wrm wbr. 


      Tertanda 




      Joko Pingit  / Jaka Pingit 


Kutukan Dari Kediri, Tantangan Untuk Presiden Joko Widodo

 



Assalamualaikum wrm wbr. Ada sebuah cerita miskin tentang kutuk dari Kartikea Singha suaminya ratu Shima yang berasal dari kerajaan Kalingga yang isinya "Siapa kepala negara yang tidak suci benar masuk wilayah Kediri, maka dia akan jatuh ". 


      Berita yang beredar di masyarakat, presiden indonesia selalu memiliki rasa khawatir jatuh dari kekuasaannya apabila mengunjungi kota Kediri. Apakah presiden Joko Widodo juga memiliki perasaan khawatir jatuh dari kekuasaan ataukah tidak, saya belum tahu. Mungkinkah presiden Joko Widodo berani melakukan uji coba terhadap misteri cerita dari Kediri ini??? Seandainya berani melakukan uji coba menghadapi tantangan ini, saya yakin kepercayaan terhadap kepemimpinan presiden Joko Widodo akan meningkatk. 



      Uji tantangan pembuktian cerita mistis dari Kediri ini kalau sampai menjadi berita viral di masyarakat akan bisa menjadi perangkap bagi presiden Joko Widodo. Bagaikan orang yang disuguhi perangkap atau buah simalakama. Kalau di lakukan disaat keadaan negara seperti, tentulah presiden Joko Widodo memiliki rasa kekhawatiran yang sangat besar. Tapi, kalau uji tantangan ini tidak dilakukan, bisa menambah rasa kecurigaan di hati masyarakat kalau presiden Joko Widodo bukanlah pemimpin yang berhati bersih. 


       Waktu yang tepat untuk melakukan uji tantangan mistis dari Kediri adalah, sewaktu melakukan acara peresmian pembangunan bandara di Kediri. Mungkin sekalian mengadakan kunjungan kerja ke Kabupaten Kediri. Barangkali kalau presiden Joko Widodo berani bersikap biasa-biasa saja, selayaknya warga kota Kediri Insya-Allah bisa mengubah pandangan masyarakat Indonesia terhadap presiden Joko Widodo. Seandainya presiden Joko Widodo di kota Kediri berani bersikap selayaknya warga kota Kediri lainnya, hal ini akan bisa menjadi sesuatu yang luar biasa. Tetapi sebaliknya, apabila presiden Joko Widodo tidak berani melakukan uji coba tantangan ini, bisa membuat citra presiden Joko Widodo akan semakin terpuruk. 


      Kadang kalau dipikir, tantangan seperti ini adalah sesuatu yang aneh. Masa, sebuah kunjungan datang ke suatu kota bisa menaikkan atau menurunkan citra dan harga diri seorang presiden. Tapi, ya itulah sebuah cerita mistis dari Kediri. 


      Apabila masyarakat mau memviralkan artikel ini, Insya-Allah bisa menjadi sebuah cara penyelesaian permasalahan yang berhubungan dengan rasa kepercayaan bangsa Indonesia terhadap kepemimpinan presiden Joko Widodo. Untuk orang yang pro terhadap kepemimpinan presiden Joko Widodo, tantangan ini apabila dilaksanakan akan membuat semakin kuat rasa kepercayaannya terhadap presiden Joko Widodo. Tetapi sebaliknya, bagi yang tidak menyukai kepemimpinan presiden Joko Widodo, uji tantangan ini apabila tidak dipraktekkan akan membuat golongan ingin segera menjatuhkan presiden Joko Widodo.  Memang kutukan ini sepertinya bisa menjadi bumerang bagi presiden Joko Widodo.


      Dari saya cukup sekian dulu, semoga keterangan yang saya sampaikan ini membawa manfaat dan barokah. Aaamiiinn Aaamiiinn Aaamiiinn Yaarobbal'aalamiin. Assalamualaikum wrm wbr. 


      Tertanda 



      Jaka Pingit  / Joko Pingit 

Jumat, 26 Maret 2021

Yang Viral Adalah Pengalih Perhatian

 


Sekedar ilustrasi 

Assalamualaikum wrm wbr.  Elit global Yahudi saat sedang dalam tahap akhir untuk mewujudkan tatanan dunia baru atau New World Order. Mereka berusaha mewujudkan tatanan dunia yang baru itu dengan cara yang  jahat dan banyak yang bertentangan dengan hukum agama. Orang yang seperti ini dalam pewayangan diceritakan sebagai guru Drona atau pandhito Durno. Untuk mewujudkan cita-citanya itu, dia kemudian mengobrak-abrik umat Islam yang dipandang akan menjadi penghalang cita-citanya. Sebab perbuatannya yang mengobrak-abrik umat Islam, dia dalam pewayangan dijuluki sebagai begawan Sidi Udal Udal. 




      Orang Islam yang dipandang sebagai ancaman utama bagi dia  adalah umat Islam yang berjama'ah. Itulah sebabnya, akan ada usaha untuk terus menghancurkan umat Islam yang berjama'ah dengan tuduhan teroris. Modal yang murah untuk menghancurkan Islam adalah dengan tuduhan teroris. Salah cara agar golongan tertentu dicap sebagai teroris adalah dengan merekrut salah satu anggota golongan Islam itu untuk dijadikan teroris, setelah berhasil satu golongan semuanya dicap sebagai teroris. Setelah mendapat cap atau daftar hitam sebagai teroris, tinggal memanfaatkan kekuatan internasional untuk menghancurkan golongan itu. Sebuah golongan Islam tertentu apabila sudah masuk daftar hitam yang mereka buat, akan segera menjadi musuh masyarakat internasional. 


      Seandainya usaha untuk menjadikan golongan Islam tertentu sebagai teroris gagal, akan dijadikan sasaran amarah, sakit hati, bullying seperti sebuah samsak untuk latihan tinju. Golongan Islam yang seperti ini dalam prediksi hieroglyp Mesir digambarkan sebagai manusia berkepala kambing. Digambarkan sebagai manusia berkepala kambing sebab kambing adalah binatang yang biasa dijadikan sasaran amarah ketika urusan keluarga sedang ruwet. Justru golongan Islam yang seperti inilah suatu saat nanti akan mendirikan ke khalifahan di wilayah Syam. 


      Saat ini, elit global Yahudi sedang berusaha mewujudkan rencana besar mereka. Untuk mewujudkan rencana itu, diperlakukan pengalih perhatian. Salah satu pengalih perhatian yang cocok adalah umat Islam yang berpeluang menjadi penghalang rencana mereka.  Golongan Islam itu diantaranya adalah FPI, MMI dan lain-lain. Apabila ada berita yang viral terus menerus membahas masalah golongan Islam ini, sebaiknya masyarakat  harus waspada. Berhati-hatilah, biasanya elit global Yahudi sedang melaksanakan agenda tertentu. Apalagi keadaan saat ini, elit global Yahudi sedang berusaha mewujudkan tatanan dunia baru, umat Islam harus selalu waspada terhadap berbagai macam manuver politik Yahudi. 


      Sebenarnya nenek moyang bangsa Indonesia sudah meninggalkan petunjuk untuk menghadapi keadaan yang seperti ini.  Petunjuk itu dalam bentuk cerita pewayangan, dongeng dan lain-lain. Kita hanya tinggal mempelajari dan mempraktekkan, Insya-Allah kita akan selamat didunia dan akhirat. 


      Dari saya cukup sekian dulu, semoga keterangan yang saya sampaikan ini membawa manfaat dan barokah. Aaamiiinn Aaamiiinn Aaamiiinn Yaarobbal'aalamiin. Assalamualaikum wrm wbr. 


      Tertanda 



      Jaka Pingit  / Joko Pingit 

Edward Snowden

 


Assalamualaikum wrm wbr. Dalam pewayangan ada tokoh pewayangan yang bernama Prabu Palgunadi dari Parang Gelung. Dia memiliki ibu jari yang sangat terampil dalam memanah. Dia menjadi tokoh pewayangan yang memiliki kemampuan untuk mengalahkan raden Arjuno atau Janoko. 


Sekarang saya artikan keterangan cerita pewayangannya, memiliki maksud prediksi tentang apa??? 

  1. Palgunadi adalah paling guna adi yaitu orang yang paling berguna atau orang yang sangat penting. 

  2. Parang Gelung artinya orang yang menempati posisi dikepala (gelung) maksudnya adalah orang yang sangat dekat kedudukannya dengan seorang pemimpin / presiden. 

  3. Ibu jari artinya dia adalah orang yang sangat berprestasi (jempolan istilah pepatah). 

  4. Raden Janoko dari kata janataka artinya orang yang menjalani agama islam dengan tujuan untuk mencari surga, Insya-Allah yang dimaksud adalah LDII atau Lembaga Dakwah Islam indonesia. 


      Kalau dirangkai jadilah keterangan sebagai berikut. Dari Amerika Serikat ada orang yang memiliki kedudukan yang sangat penting (prabu Palgunadi). Orang ini memiliki kedekatan hubungan dengan seorang pemimpin yaitu presiden Amerika Serikat (gegelung). Dia memiliki anak buah yang sangat berprestasi atau istilah pepatah   jempolan. Tapi sayangnya, anak buahnya yang sangat berprestasi itu keluar dari pekerjaannya (cincin terlepas). Sebenarnya ketika perlombaan ideologi dilaksanakan, golongan ini memiliki peluang untuk menjadi pemenang mengalahkan orang islam dari golongan pencari surga (janoko atau LDII). 


      Prakteknya kurang lebih sebagai berikut. NSA atau National Security Act adalah institusi yang sangat penting di Amerika Serikat (Palgunadi). Institusi ini memiliki kedekatan hubungan dengan presiden Amerika Serikat (Parang Gelung). Dari NSA ini ada orang yang sangat berprestasi, tapi sayangnya dia keluar dari NSA (ali-ali mustiko ampal). Sepertinya yang dimaksud dengan anak buahnya yang keluar dari NSA itu insya Allah bernama Edward Snowden. Sebenarnya ketika perlombaan ideologi atau referendum global dilaksanakan, NSA memiliki peluang untuk menjadikan Amerika Serikat memenangkan perlombaan ideologi. Tapi karena keluarnya Edward Snowden dari NSA dan berpihak ke ideologi Indonesia, justru menjadi penyebab kekalahan ideologi kapitalis Amerika Serikat. Karena keluarnya Edward Snowden dari NSA membuat LDII mengetahui seluk beluk permasalahan yang dirahasiakan oleh pejuang ideologi kapitalis Amerika Serikat. 


      Rangkuman. Jadikanlah Edward Snowden sebagai mitra bagi LDII atau satrio piningit dalam memperjuangkan ideologi Pancasila dan UUD tahun 1945 yang asli sampai menjadi ideologi dunia menggantikan ideologi PBB. Sebab dia orang yang sangat mumpuni untuk mengetahui kelemahan dan permasalahan dalam negeri Amerika Serikat. 


      Dari saya cukup sekian dulu, semoga keterangan yang saya sampaikan ini membawa manfaat dan barokah. Aaamiiinn Aaamiiinn Aaamiiinn Yaarobbal'aalamiin. Assalamualaikum wrm wbr. 


      Tertanda 



      Jaka Pingit  / Joko Pingit 

Jumat, 19 Maret 2021

Prediksi Dari Cerita Ande Ande Lumut

 


Assalamualaikum wrm wbr.  Dari zaman kerajaan Kadiri ada banyak jongko atau prediksi yang disampaikan dalam bentuk cerita panji atau dongeng. Jongko atau prediksi yang disampaikan dalam bentuk cerita panji atau dongeng itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah cerita ini mampu bertahan hingga turun-temurun, bisa diingat dengan mudah oleh anak dan cucu. Tetapi kekurangannya adalah, biasanya anak cucu bisa mengingat dengan mudah cerita itu tetapi lupa dengan maksud dan tujuan dari dibuatnya cerita itu. 

Karena cerita Ande Ande Lumut ada berbagai versi, saya ambil salah satu versi diantaranya adalah versi yang ini. Meskipun cerita Ande Ande Lumut ada banyak versi, tapi ada suatu kesamaan, yaitu ceritanya Ande Ande Lumut menjadi rebutan diantara empat wanita dengan warna baju yang berbeda. Ada yang berbaju merah, biru, hijau dan kuning. Salah satu diantara versi cerita Ande Ande Lumut adalah sebagai berikut.  




Pada suatu ketika, Kerajaan Jenggala tiba-tiba diserang oleh kerajaan musuh. Di saat pertempuran sengit berlangsung, Putri Dewi Sekartaji melarikan diri dan bersembunyi ke sebuah desa yang jauh dari Jenggala. Untuk menjaga keselamatan jiwanya, ia menyamar sebagai gadis kampung dan mengabdi kepada seorang janda yang kaya raya bernama Nyai Intan. Nyai Intan mempunyai tiga orang putri yang cantik dan genit. Mereka adalah Kleting Abang (sulung), Kleting Ijo, dan Kleting Biru (bungsu). Oleh Nyai Intan, Dewi Sekartaji diangkat menjadi anak dan diberi nama Kleting Kuning. Dalam versi yang lain diceritakan, Panji Asmarabangun terbawa angin kearah barat laut dan jatuh dekat sebuah candi dan kolam / rawa. 


Di rumah Nyai Intan, Kleting Kuning selalu disuruh mengerjakan seluruh perkerjaan rumah seperti memasak, mencuci, dan membersihkan rumah. Ia sering dibentak oleh Nyai Intan dan diperlakukan tidak senonoh oleh ketiga kakak angkatnya. Bahkan, ia terkadang diberi makan sehari satu kali oleh ibu angkatnya.


Sementara itu, di Kerajaan Jenggala, Panji Asmarabangun bersama pasukannya berhasil memukul mundur pasukan musuh. Namun, ia sangat sedih karena istrinya telah pergi meninggalkan istana Jenggala dan tidak diketahui keberadaannya.


Setelah keadaan di Kerajaan Jenggala kembali tenang dan aman, sang Pangeran memutuskan untuk mencari istrinya. Namun sebelum itu, ia memerintahkan beberapa pengawalnya untuk mencari jejak kepergian istrinya. Suatu sore, ketika ia sedang duduk di pendopo istana, datanglah seorang pengawalnya untuk menyampaikan laporannya.


“Ampun, Baginda! Hamba ingin “Apakah kamu telah mengetahui keberadaan istriku?” tanya Panji Asmarabangun dengan tidak sabar.


“Ampun, Baginda! Hamba hanya menemukan seorang gadis yang mirip dengan isti Baginda di sebuah dusun. Namun, hamba belum yakin dia itu istri Baginda, karena ia hanya seorang gadis kampung yang bekerja sebagai pembantu pada seorang janda kaya,” jelas pengawal itu.

 

Mendengar laporan itu, sang Pangeran pun memutuskan untuk menyamar menjadi seorang pangeran tampan yang sedang mencari jodoh. Keesokan harinya, berangkatlah ia bersama beberapa orang pengawalnya ke Desa Dadapan yang berada di dekat Sungai Bengawan Solo, Lamongan. Desa itu berseberangan dengan desa tempat tinggal Kleting Kuning.


Di desa itu, Panji Asmarabangun menyamar dengan nama Ande Ande Lumut dan tinggal di rumah seorang janda tua bernama Mbok Randa. Beberapa hari kemudian, ia pun memerintahkan para pengawalnya agar pengumuman sayembara mencari jodoh itu segera disebarkan kepada seluruh pelosok desa. Dalam waktu singkat, berita tentang pelaksanaan sayembara itu tersebar hingga ke desa seberang, desa tempat tinggal Kleting Kuning.


Betapa senangnya hati Kleting Abang, Ijo, dan Biru mendengar kabar itu. Mereka akan berdandan sencantik-cantiknya untuk menaklukkkan hati sang Pangeran Tampan, Ande Ande Lumut.


“Asyik… Asyik…!!! Kita akan berdandan secantik-cantiknya. Kalau salah seorang di antara kita menjadi putri raja, ibu pasti akan senang,” kata Kleting Abang.


Pada hari sayembara itu dimulai, Kleting Abang, Ijo, dan Biru pun segera berdandan dengan sangat mencolok. Mereka mengenakan pakaian yang paling bagus dan perhiasan yang indah. Saat mereka sedang asyik berdandan, Kleting Kuning mendekati mereka.


“Wah, kalian cantik sekali!” puji Kleting Kuning.


“Hai, Kleting Kuning! Apakah kamu ingin mengikuti sayembara juga?” tanya Kleting Abang.


“Ah, tidak mungkin! Baju pun kamu tak punya. Apakah kamu mau ikut sayembara dengan baju seperti itu?” sahut Kleting Ijo dengan mencela.


“Benar, kamu tidak pantas ikut sayembara ini! Lebih baik kamu di rumah mengurus semua pekerjaanmu. Ayo, pergilah ke sungai mencuci semua pakaian kotor itu!” seru Kleting Biru sambil menunjuk ke pakaian ganti mereka yang sudah kotor.


Kleting Kuning segera mengumpulkan pakaian kotor itu lalu pergi ke sungai. Sebenarnya, ia pun tidak tertarik untuk mengikuti sayembara itu, karena ia masih teringat kepada suaminya, Panji Asmarabangun. Ia akan selalu setia kepada suaminya meskipun belum mendengar kabar tentang keadaannya apakah masih hidup atau sudah tewas dalam peperangan. Ketika ia sedang mencuci di sungai, tiba-tiba seekor burung bangau datang menghampirinya. Anehnya, burung bangau itu dapat berbicara layaknya manusia dan kedua kakinya mencengkram sebuah cambuk.


“Wahai, Tuan Putri! Pergilah ke Desa Dedapan mengikuti sayembara itu! Di sana Tuan Putri akan bertemu dengan Panji Asmarabangun. Bawalah cambuk ini! Jika sewaktu-waktu Tuan Putri membutuhkan pertolongan, Tuan Putri boleh menggunakannya,” ujar sang burung bangau seraya meletakkan cambuk itu di atas batu di dekat Kleting Kuning.


Belum sempat Kleting Kuning berkata apa-apa, burung bangau itu sudah terbang ke angkasa dan seketika itu pula menghilang dari pandangan mata. Tanpa berpikir panjang lagi, Kleting Kuning pun segera kembali ke rumah dan bersiap-siap berangkat menuju Desa Dadapan.


Sementara itu, ketiga saudara dan ibu angkatnya telah berangkat terlebih dahulu. Kini mereka telah sampai di tepi Sungai Bengawan Solo. Mereka kebingungan, karena harus menyeberangi sungai yang luas dan dalam itu, sementara tak satu pun perahu yang tampak di tepi sungai.


“Bu, bagaimana caranya kita menyeberangi sungai ini?” tanya Kleting Ijo kebingungan.


“Iya, Bu! Apa yang harus kita lakukan?” tambah Kleting Biru.


“Hai, coba lihat itu! Makhluk apa itu?” seru Kleting Abang.





Betapa terkejutnya Nyai Intan dan ketiga putrinya ketika mengetahui bahwa makhluk itu adalah seekor kepiting raksasa yang sedang terapung di atas permukaan air.


“Hai, Kepiting Raksasa! Maukah kamu membantu kami menyeberangi sungai ini?” pinta Kleting Abang.


Yuyu Kangkang tertawa lebar.


“Ha… ha… ha…!!! Aku akan membantu kalian, tapi kalian harus memenuhi satu syarat,” ujar Yuyu Kangkang.


“Apakah syaratmu itu, hai Kepiting Raksasa? Katakanlah!” desak Kleting Ijo. “Apapun syaratmu, kami akan memenuhinya asalkan kami dapat menyeberangi sungai ini.”


“Kalian harus menciumku terlebih dahulu sebelum aku mengantar kalian ke seberang sungai,” kata Yuyu Kangkang.

 

Akhirnya, Kleting Abang dan kedua adiknya menerima persyaratan Yuyu Kangkang. Satu persatu mereka mencium si Yuyu Kangkang. Setelah itu, Yuyu Kangkang pun mengantar mereka ke seberang sungai. Selang beberapa saat kemudian, Kleting Kuning juga tiba di tepi sungai. Ketika Yuyu Kangkang mengajukan persyaratan yang sama, yaitu meminta imbalan ciuman, Kleting Kuning menolaknya. Ia tidak ingin menghianati suaminya. Meski ia tidak mau memenuhi syarat itu, ia tetap memaksa si Yuyu Kangkang untuk membantunya menyeberangi sungai. Berkali-kali Kleting Kuning memohon, namun kepiting raksasa itu tetap menolak, kecuali Kleting Kuning mau memenuhi syarat itu.


Kleting Kuning pun mulai habis kesabarannya. Ia segera memukulkan cambuknya ke sungai dan seketika itu pula air Sungai Bengawan Solo menjadi surut. Dalam versi yang lain, Yuyu Kangkang  tinggal di sungai Brantas. Melihat hal itu, Yuyu Kangkang menjadi ketakutan dan segera menyeberangkan Kleting Kuning, dan bahkan sekaligus mengantarnya hingga sampai di Desa Dadapan.


Setibanya di rumah Nyai Intan, Kleting Kuning bertemu dengan ketiga saudara dan ibu angkatnya. Tak berapa lama kemudian, sayembara pun dimulai. Secara bergiliran, Kleting Abang dan kedua adiknya menunjukkan kecantikan dan kemolekan tubuhnya di hadapan Ande Ande Lumut. Namun, tak seorang pun di antara mereka yang dipilih oleh Ande Ande Lumut. Melihat hal itu, Nyai Intan pun berlutut memohon kepada Ande Ande Lumut agar memilih salah satu putrinya untuk dijadikan permaisuri.


“Ampun, Pangeran! Hamba mohon, terimahlah salah seorang dari ketiga putriku ini! Kurang cantik apalagi mereka dengan dandanan yang sebagus itu?” iba Nyai Intan.


Ande Ande Lumut hanya tersenyum.


“Memang benar, ketiga putri Nyai cantik semua. Tapi, aku tetap tidak akan memilih seorang pun dari mereka,” kata Ande Ande Lumut tanpa memberikan alasan.


“Pengawal! Tolong panggilkan gadis yang berbaju kuning itu kemari!” seru Ande Ande Lumut sambil menunjuk ke arah seorang gadis yang duduk paling belakang.


Rupanya, gadis yang ditunjuk oleh Ande Ande Lumut itu adalah Kleting Kuning. Ketika Kleting Kuning menghadap kepadanya, pangeran tampan itu bangkit dari singgasananya.


“Aku memilih gadis ini sebagai permaisuriku,” kata Ande Ande Lumut.


Betapa terkejutnya semua orang yang hadir di tempat itu, terutama Nyai Intan dan ketiga putrinya.


“Ampun, Pangeran! Kenapa Pangeran lebih memilih gadis yang tak terurus itu dari pada ketiga putriku yang cantik dan menarik ini?” tanya Nyai Intan ingin tahu.


Ande Ande Lumut kembali tersenyum, lalu berkata:


“Wahai, Nyai Intan! Ketahuilah, aku tidak memilih seorang pun dari putrimu, karena mereka ‘bekas’ si Yuyu Kangkang. Aku memilih gadis ini, karena dia lulus ujian, yakni menolak untuk mencium si Yuyu Kangkang,” jelas Ande Ande Lumut.




Assalamualaikum wrm wbr.  Dari zaman kerajaan Kadiri ada banyak jongko atau prediksi yang disampaikan dalam bentuk cerita panji atau dongeng. Jongko atau prediksi yang disampaikan dalam bentuk cerita panji atau dongeng itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah cerita ini mampu bertahan hingga turun-temurun, bisa diingat dengan mudah oleh anak dan cucu. Tetapi kekurangannya adalah, biasanya anak cucu bisa mengingat dengan mudah cerita itu tetapi lupa dengan maksud dan tujuan dari dibuatnya cerita itu. 


Karena cerita Ande Ande Lumut ada berbagai versi, saya ambil salah satu versi diantaranya adalah versi yang ini. Meskipun cerita Ande Ande Lumut ada banyak versi, tapi ada suatu kesamaan, yaitu ceritanya Ande Ande Lumut menjadi rebutan diantara empat wanita dengan warna baju yang berbeda. Ada yang berbaju merah, biru, hijau dan kuning. Salah satu diantara versi cerita Ande Ande Lumut adalah sebagai berikut.  


Pada suatu ketika, Kerajaan Jenggala tiba-tiba diserang oleh kerajaan musuh. Di saat pertempuran sengit berlangsung, Putri Dewi Sekartaji melarikan diri dan bersembunyi ke sebuah desa yang jauh dari Jenggala. Untuk menjaga keselamatan jiwanya, ia menyamar sebagai gadis kampung dan mengabdi kepada seorang janda yang kaya raya bernama Nyai Intan. Nyai Intan mempunyai tiga orang putri yang cantik dan genit. Mereka adalah Kleting Abang (sulung), Kleting Ijo, dan Kleting Biru (bungsu). Oleh Nyai Intan, Dewi Sekartaji diangkat menjadi anak dan diberi nama Kleting Kuning. Dalam versi yang lain diceritakan, Panji Asmarabangun terbawa angin kearah barat laut dan jatuh dekat sebuah candi dan kolam / rawa. 


Di rumah Nyai Intan, Kleting Kuning selalu disuruh mengerjakan seluruh perkerjaan rumah seperti memasak, mencuci, dan membersihkan rumah. Ia sering dibentak oleh Nyai Intan dan diperlakukan tidak senonoh oleh ketiga kakak angkatnya. Bahkan, ia terkadang diberi makan sehari satu kali oleh ibu angkatnya.


Sementara itu, di Kerajaan Jenggala, Panji Asmarabangun bersama pasukannya berhasil memukul mundur pasukan musuh. Namun, ia sangat sedih karena istrinya telah pergi meninggalkan istana Jenggala dan tidak diketahui keberadaannya.


Setelah keadaan di Kerajaan Jenggala kembali tenang dan aman, sang Pangeran memutuskan untuk mencari istrinya. Namun sebelum itu, ia memerintahkan beberapa pengawalnya untuk mencari jejak kepergian istrinya. Suatu sore, ketika ia sedang duduk di pendopo istana, datanglah seorang pengawalnya untuk menyampaikan laporannya.


“Ampun, Baginda! Hamba ingin “Apakah kamu telah mengetahui keberadaan istriku?” tanya Panji Asmarabangun dengan tidak sabar.


“Ampun, Baginda! Hamba hanya menemukan seorang gadis yang mirip dengan isti Baginda di sebuah dusun. Namun, hamba belum yakin dia itu istri Baginda, karena ia hanya seorang gadis kampung yang bekerja sebagai pembantu pada seorang janda kaya,” jelas pengawal itu.

 

Mendengar laporan itu, sang Pangeran pun memutuskan untuk menyamar menjadi seorang pangeran tampan yang sedang mencari jodoh. Keesokan harinya, berangkatlah ia bersama beberapa orang pengawalnya ke Desa Dadapan yang berada di dekat Sungai Bengawan Solo, Lamongan. Desa itu berseberangan dengan desa tempat tinggal Kleting Kuning.


Di desa itu, Panji Asmarabangun menyamar dengan nama Ande Ande Lumut dan tinggal di rumah seorang janda tua bernama Mbok Randa. Beberapa hari kemudian, ia pun memerintahkan para pengawalnya agar pengumuman sayembara mencari jodoh itu segera disebarkan kepada seluruh pelosok desa. Dalam waktu singkat, berita tentang pelaksanaan sayembara itu tersebar hingga ke desa seberang, desa tempat tinggal Kleting Kuning.


Betapa senangnya hati Kleting Abang, Ijo, dan Biru mendengar kabar itu. Mereka akan berdandan sencantik-cantiknya untuk menaklukkkan hati sang Pangeran Tampan, Ande Ande Lumut.


“Asyik… Asyik…!!! Kita akan berdandan secantik-cantiknya. Kalau salah seorang di antara kita menjadi putri raja, ibu pasti akan senang,” kata Kleting Abang.


Pada hari sayembara itu dimulai, Kleting Abang, Ijo, dan Biru pun segera berdandan dengan sangat mencolok. Mereka mengenakan pakaian yang paling bagus dan perhiasan yang indah. Saat mereka sedang asyik berdandan, Kleting Kuning mendekati mereka.


“Wah, kalian cantik sekali!” puji Kleting Kuning.


“Hai, Kleting Kuning! Apakah kamu ingin mengikuti sayembara juga?” tanya Kleting Abang.


“Ah, tidak mungkin! Baju pun kamu tak punya. Apakah kamu mau ikut sayembara dengan baju seperti itu?” sahut Kleting Ijo dengan mencela.


“Benar, kamu tidak pantas ikut sayembara ini! Lebih baik kamu di rumah mengurus semua pekerjaanmu. Ayo, pergilah ke sungai mencuci semua pakaian kotor itu!” seru Kleting Biru sambil menunjuk ke pakaian ganti mereka yang sudah kotor.


Kleting Kuning segera mengumpulkan pakaian kotor itu lalu pergi ke sungai. Sebenarnya, ia pun tidak tertarik untuk mengikuti sayembara itu, karena ia masih teringat kepada suaminya, Panji Asmarabangun. Ia akan selalu setia kepada suaminya meskipun belum mendengar kabar tentang keadaannya apakah masih hidup atau sudah tewas dalam peperangan. Ketika ia sedang mencuci di sungai, tiba-tiba seekor burung bangau datang menghampirinya. Anehnya, burung bangau itu dapat berbicara layaknya manusia dan kedua kakinya mencengkram sebuah cambuk.


“Wahai, Tuan Putri! Pergilah ke Desa Dedapan mengikuti sayembara itu! Di sana Tuan Putri akan bertemu dengan Panji Asmarabangun. Bawalah cambuk ini! Jika sewaktu-waktu Tuan Putri membutuhkan pertolongan, Tuan Putri boleh menggunakannya,” ujar sang burung bangau seraya meletakkan cambuk itu di atas batu di dekat Kleting Kuning.


Belum sempat Kleting Kuning berkata apa-apa, burung bangau itu sudah terbang ke angkasa dan seketika itu pula menghilang dari pandangan mata. Tanpa berpikir panjang lagi, Kleting Kuning pun segera kembali ke rumah dan bersiap-siap berangkat menuju Desa Dadapan.


Sementara itu, ketiga saudara dan ibu angkatnya telah berangkat terlebih dahulu. Kini mereka telah sampai di tepi Sungai Bengawan Solo. Mereka kebingungan, karena harus menyeberangi sungai yang luas dan dalam itu, sementara tak satu pun perahu yang tampak di tepi sungai.


“Bu, bagaimana caranya kita menyeberangi sungai ini?” tanya Kleting Ijo kebingungan.


“Iya, Bu! Apa yang harus kita lakukan?” tambah Kleting Biru.


“Hai, coba lihat itu! Makhluk apa itu?” seru Kleting Abang.


Betapa terkejutnya Nyai Intan dan ketiga putrinya ketika mengetahui bahwa makhluk itu adalah seekor kepiting raksasa yang sedang terapung di atas permukaan air.


“Hai, Kepiting Raksasa! Maukah kamu membantu kami menyeberangi sungai ini?” pinta Kleting Abang.


Yuyu Kangkang tertawa lebar.


“Ha… ha… ha…!!! Aku akan membantu kalian, tapi kalian harus memenuhi satu syarat,” ujar Yuyu Kangkang.


“Apakah syaratmu itu, hai Kepiting Raksasa? Katakanlah!” desak Kleting Ijo. “Apapun syaratmu, kami akan memenuhinya asalkan kami dapat menyeberangi sungai ini.”


“Kalian harus menciumku terlebih dahulu sebelum aku mengantar kalian ke seberang sungai,” kata Yuyu Kangkang.

 

Akhirnya, Kleting Abang dan kedua adiknya menerima persyaratan Yuyu Kangkang. Satu persatu mereka mencium si Yuyu Kangkang. Setelah itu, Yuyu Kangkang pun mengantar mereka ke seberang sungai. Selang beberapa saat kemudian, Kleting Kuning juga tiba di tepi sungai. Ketika Yuyu Kangkang mengajukan persyaratan yang sama, yaitu meminta imbalan ciuman, Kleting Kuning menolaknya. Ia tidak ingin menghianati suaminya. Meski ia tidak mau memenuhi syarat itu, ia tetap memaksa si Yuyu Kangkang untuk membantunya menyeberangi sungai. Berkali-kali Kleting Kuning memohon, namun kepiting raksasa itu tetap menolak, kecuali Kleting Kuning mau memenuhi syarat itu.


Kleting Kuning pun mulai habis kesabarannya. Ia segera memukulkan cambuknya ke sungai dan seketika itu pula air Sungai Bengawan Solo menjadi surut. Dalam versi yang lain, Yuyu Kangkang  tinggal di sungai Brantas. Melihat hal itu, Yuyu Kangkang menjadi ketakutan dan segera menyeberangkan Kleting Kuning, dan bahkan sekaligus mengantarnya hingga sampai di Desa Dadapan.


Setibanya di rumah Nyai Intan, Kleting Kuning bertemu dengan ketiga saudara dan ibu angkatnya. Tak berapa lama kemudian, sayembara pun dimulai. Secara bergiliran, Kleting Abang dan kedua adiknya menunjukkan kecantikan dan kemolekan tubuhnya di hadapan Ande Ande Lumut. Namun, tak seorang pun di antara mereka yang dipilih oleh Ande Ande Lumut. Melihat hal itu, Nyai Intan pun berlutut memohon kepada Ande Ande Lumut agar memilih salah satu putrinya untuk dijadikan permaisuri.


“Ampun, Pangeran! Hamba mohon, terimahlah salah seorang dari ketiga putriku ini! Kurang cantik apalagi mereka dengan dandanan yang sebagus itu?” iba Nyai Intan.


Ande Ande Lumut hanya tersenyum.


“Memang benar, ketiga putri Nyai cantik semua. Tapi, aku tetap tidak akan memilih seorang pun dari mereka,” kata Ande Ande Lumut tanpa memberikan alasan.


“Pengawal! Tolong panggilkan gadis yang berbaju kuning itu kemari!” seru Ande Ande Lumut sambil menunjuk ke arah seorang gadis yang duduk paling belakang.


Rupanya, gadis yang ditunjuk oleh Ande Ande Lumut itu adalah Kleting Kuning. Ketika Kleting Kuning menghadap kepadanya, pangeran tampan itu bangkit dari singgasananya.


“Aku memilih gadis ini sebagai permaisuriku,” kata Ande Ande Lumut.


Betapa terkejutnya semua orang yang hadir di tempat itu, terutama Nyai Intan dan ketiga putrinya.


“Ampun, Pangeran! Kenapa Pangeran lebih memilih gadis yang tak terurus itu dari pada ketiga putriku yang cantik dan menarik ini?” tanya Nyai Intan ingin tahu.


Ande Ande Lumut kembali tersenyum, lalu berkata:


“Wahai, Nyai Intan! Ketahuilah, aku tidak memilih seorang pun dari putrimu, karena mereka ‘bekas’ si Yuyu Kangkang. Aku memilih gadis ini, karena dia lulus ujian, yakni menolak untuk mencium si Yuyu Kangkang,” jelas Ande Ande Lumut.


Mendengar penjelasan itu, Nyai Intan dan ketiga putrinya baru sadar bahwa mereka ditolak oleh Ande Ande Lumut karena tidak lulus ujian. Sementara itu, Kleting Kuning masih kebingungan, karena belum menemukan suaminya. Namun, setelah Ande Ande Lumut membongkar penyamarannya bahwa dirinya adalah Panji Asmarabangun, barulah Kleting Kuning sadar. Dengan cambuk sakti pemberian si burung bangau, ia segera mengubah dirinya menjadi seorang putri yang cantik jelita. Panji Asmarabangun baru sadar ternyata Klenting Kuning adalah istrinya, Dewi Sekartaji. Akhirnya, sepasang suami istri yang saling mencintai itu bertemu kembali dan hidup berhagia. Sebagai ucapan terima kasih kepada Mbok Randa, Panji Asmarabangun membawanya serta tinggal di istana Jenggala. Sementara Nyai Intan dan ketiga putrinya kembali ke desanya dengan perasaan kecewa dan malu.


Assalamualaikum wrm wbr.  Dari zaman kerajaan Kadiri ada banyak jongko atau prediksi yang disampaikan dalam bentuk cerita panji atau dongeng. Jongko atau prediksi yang disampaikan dalam bentuk cerita panji atau dongeng itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah cerita ini mampu bertahan hingga turun-temurun, bisa diingat dengan mudah oleh anak dan cucu. Tetapi kekurangannya adalah, biasanya anak cucu bisa mengingat dengan mudah cerita itu tetapi lupa dengan maksud dan tujuan dari dibuatnya cerita itu. 


Karena cerita Ande Ande Lumut ada berbagai versi, saya ambil salah satu versi diantaranya adalah versi yang ini. Meskipun cerita Ande Ande Lumut ada banyak versi, tapi ada suatu kesamaan, yaitu ceritanya Ande Ande Lumut menjadi rebutan diantara empat wanita dengan warna baju yang berbeda. Ada yang berbaju merah, biru, hijau dan kuning. Salah satu diantara versi cerita Ande Ande Lumut adalah sebagai berikut.  


Pada suatu ketika, Kerajaan Jenggala tiba-tiba diserang oleh kerajaan musuh. Di saat pertempuran sengit berlangsung, Putri Dewi Sekartaji melarikan diri dan bersembunyi ke sebuah desa yang jauh dari Jenggala. Untuk menjaga keselamatan jiwanya, ia menyamar sebagai gadis kampung dan mengabdi kepada seorang janda yang kaya raya bernama Nyai Intan. Nyai Intan mempunyai tiga orang putri yang cantik dan genit. Mereka adalah Kleting Abang (sulung), Kleting Ijo, dan Kleting Biru (bungsu). Oleh Nyai Intan, Dewi Sekartaji diangkat menjadi anak dan diberi nama Kleting Kuning. Dalam versi yang lain diceritakan, Panji Asmarabangun terbawa angin kearah barat laut dan jatuh dekat sebuah candi dan kolam / rawa. 


Di rumah Nyai Intan, Kleting Kuning selalu disuruh mengerjakan seluruh perkerjaan rumah seperti memasak, mencuci, dan membersihkan rumah. Ia sering dibentak oleh Nyai Intan dan diperlakukan tidak senonoh oleh ketiga kakak angkatnya. Bahkan, ia terkadang diberi makan sehari satu kali oleh ibu angkatnya.


Sementara itu, di Kerajaan Jenggala, Panji Asmarabangun bersama pasukannya berhasil memukul mundur pasukan musuh. Namun, ia sangat sedih karena istrinya telah pergi meninggalkan istana Jenggala dan tidak diketahui keberadaannya.


Setelah keadaan di Kerajaan Jenggala kembali tenang dan aman, sang Pangeran memutuskan untuk mencari istrinya. Namun sebelum itu, ia memerintahkan beberapa pengawalnya untuk mencari jejak kepergian istrinya. Suatu sore, ketika ia sedang duduk di pendopo istana, datanglah seorang pengawalnya untuk menyampaikan laporannya.


“Ampun, Baginda! Hamba ingin “Apakah kamu telah mengetahui keberadaan istriku?” tanya Panji Asmarabangun dengan tidak sabar.


“Ampun, Baginda! Hamba hanya menemukan seorang gadis yang mirip dengan isti Baginda di sebuah dusun. Namun, hamba belum yakin dia itu istri Baginda, karena ia hanya seorang gadis kampung yang bekerja sebagai pembantu pada seorang janda kaya,” jelas pengawal itu.

 

Mendengar laporan itu, sang Pangeran pun memutuskan untuk menyamar menjadi seorang pangeran tampan yang sedang mencari jodoh. Keesokan harinya, berangkatlah ia bersama beberapa orang pengawalnya ke Desa Dadapan yang berada di dekat Sungai Bengawan Solo, Lamongan. Desa itu berseberangan dengan desa tempat tinggal Kleting Kuning.


Di desa itu, Panji Asmarabangun menyamar dengan nama Ande Ande Lumut dan tinggal di rumah seorang janda tua bernama Mbok Randa. Beberapa hari kemudian, ia pun memerintahkan para pengawalnya agar pengumuman sayembara mencari jodoh itu segera disebarkan kepada seluruh pelosok desa. Dalam waktu singkat, berita tentang pelaksanaan sayembara itu tersebar hingga ke desa seberang, desa tempat tinggal Kleting Kuning.


Betapa senangnya hati Kleting Abang, Ijo, dan Biru mendengar kabar itu. Mereka akan berdandan sencantik-cantiknya untuk menaklukkkan hati sang Pangeran Tampan, Ande Ande Lumut.


“Asyik… Asyik…!!! Kita akan berdandan secantik-cantiknya. Kalau salah seorang di antara kita menjadi putri raja, ibu pasti akan senang,” kata Kleting Abang.


Pada hari sayembara itu dimulai, Kleting Abang, Ijo, dan Biru pun segera berdandan dengan sangat mencolok. Mereka mengenakan pakaian yang paling bagus dan perhiasan yang indah. Saat mereka sedang asyik berdandan, Kleting Kuning mendekati mereka.


“Wah, kalian cantik sekali!” puji Kleting Kuning.


“Hai, Kleting Kuning! Apakah kamu ingin mengikuti sayembara juga?” tanya Kleting Abang.


“Ah, tidak mungkin! Baju pun kamu tak punya. Apakah kamu mau ikut sayembara dengan baju seperti itu?” sahut Kleting Ijo dengan mencela.


“Benar, kamu tidak pantas ikut sayembara ini! Lebih baik kamu di rumah mengurus semua pekerjaanmu. Ayo, pergilah ke sungai mencuci semua pakaian kotor itu!” seru Kleting Biru sambil menunjuk ke pakaian ganti mereka yang sudah kotor.


Kleting Kuning segera mengumpulkan pakaian kotor itu lalu pergi ke sungai. Sebenarnya, ia pun tidak tertarik untuk mengikuti sayembara itu, karena ia masih teringat kepada suaminya, Panji Asmarabangun. Ia akan selalu setia kepada suaminya meskipun belum mendengar kabar tentang keadaannya apakah masih hidup atau sudah tewas dalam peperangan. Ketika ia sedang mencuci di sungai, tiba-tiba seekor burung bangau datang menghampirinya. Anehnya, burung bangau itu dapat berbicara layaknya manusia dan kedua kakinya mencengkram sebuah cambuk.


“Wahai, Tuan Putri! Pergilah ke Desa Dedapan mengikuti sayembara itu! Di sana Tuan Putri akan bertemu dengan Panji Asmarabangun. Bawalah cambuk ini! Jika sewaktu-waktu Tuan Putri membutuhkan pertolongan, Tuan Putri boleh menggunakannya,” ujar sang burung bangau seraya meletakkan cambuk itu di atas batu di dekat Kleting Kuning.


Belum sempat Kleting Kuning berkata apa-apa, burung bangau itu sudah terbang ke angkasa dan seketika itu pula menghilang dari pandangan mata. Tanpa berpikir panjang lagi, Kleting Kuning pun segera kembali ke rumah dan bersiap-siap berangkat menuju Desa Dadapan.


Sementara itu, ketiga saudara dan ibu angkatnya telah berangkat terlebih dahulu. Kini mereka telah sampai di tepi Sungai Bengawan Solo. Mereka kebingungan, karena harus menyeberangi sungai yang luas dan dalam itu, sementara tak satu pun perahu yang tampak di tepi sungai.


“Bu, bagaimana caranya kita menyeberangi sungai ini?” tanya Kleting Ijo kebingungan.


“Iya, Bu! Apa yang harus kita lakukan?” tambah Kleting Biru.


“Hai, coba lihat itu! Makhluk apa itu?” seru Kleting Abang.


Betapa terkejutnya Nyai Intan dan ketiga putrinya ketika mengetahui bahwa makhluk itu adalah seekor kepiting raksasa yang sedang terapung di atas permukaan air.


“Hai, Kepiting Raksasa! Maukah kamu membantu kami menyeberangi sungai ini?” pinta Kleting Abang.


Yuyu Kangkang tertawa lebar.


“Ha… ha… ha…!!! Aku akan membantu kalian, tapi kalian harus memenuhi satu syarat,” ujar Yuyu Kangkang.


“Apakah syaratmu itu, hai Kepiting Raksasa? Katakanlah!” desak Kleting Ijo. “Apapun syaratmu, kami akan memenuhinya asalkan kami dapat menyeberangi sungai ini.”


“Kalian harus menciumku terlebih dahulu sebelum aku mengantar kalian ke seberang sungai,” kata Yuyu Kangkang.

 

Akhirnya, Kleting Abang dan kedua adiknya menerima persyaratan Yuyu Kangkang. Satu persatu mereka mencium si Yuyu Kangkang. Setelah itu, Yuyu Kangkang pun mengantar mereka ke seberang sungai. Selang beberapa saat kemudian, Kleting Kuning juga tiba di tepi sungai. Ketika Yuyu Kangkang mengajukan persyaratan yang sama, yaitu meminta imbalan ciuman, Kleting Kuning menolaknya. Ia tidak ingin menghianati suaminya. Meski ia tidak mau memenuhi syarat itu, ia tetap memaksa si Yuyu Kangkang untuk membantunya menyeberangi sungai. Berkali-kali Kleting Kuning memohon, namun kepiting raksasa itu tetap menolak, kecuali Kleting Kuning mau memenuhi syarat itu.





Kleting Kuning pun mulai habis kesabarannya. Ia segera memukulkan cambuknya ke sungai dan seketika itu pula air Sungai Bengawan Solo menjadi surut. Dalam versi yang lain, Yuyu Kangkang  tinggal di sungai Brantas. Melihat hal itu, Yuyu Kangkang menjadi ketakutan dan segera menyeberangkan Kleting Kuning, dan bahkan sekaligus mengantarnya hingga sampai di Desa Dadapan.


Setibanya di rumah Nyai Intan, Kleting Kuning bertemu dengan ketiga saudara dan ibu angkatnya. Tak berapa lama kemudian, sayembara pun dimulai. Secara bergiliran, Kleting Abang dan kedua adiknya menunjukkan kecantikan dan kemolekan tubuhnya di hadapan Ande Ande Lumut. Namun, tak seorang pun di antara mereka yang dipilih oleh Ande Ande Lumut. Melihat hal itu, Nyai Intan pun berlutut memohon kepada Ande Ande Lumut agar memilih salah satu putrinya untuk dijadikan permaisuri.


“Ampun, Pangeran! Hamba mohon, terimahlah salah seorang dari ketiga putriku ini! Kurang cantik apalagi mereka dengan dandanan yang sebagus itu?” iba Nyai Intan.


Ande Ande Lumut hanya tersenyum.


“Memang benar, ketiga putri Nyai cantik semua. Tapi, aku tetap tidak akan memilih seorang pun dari mereka,” kata Ande Ande Lumut tanpa memberikan alasan.


“Pengawal! Tolong panggilkan gadis yang berbaju kuning itu kemari!” seru Ande Ande Lumut sambil menunjuk ke arah seorang gadis yang duduk paling belakang.


Rupanya, gadis yang ditunjuk oleh Ande Ande Lumut itu adalah Kleting Kuning. Ketika Kleting Kuning menghadap kepadanya, pangeran tampan itu bangkit dari singgasananya.


“Aku memilih gadis ini sebagai permaisuriku,” kata Ande Ande Lumut.


Betapa terkejutnya semua orang yang hadir di tempat itu, terutama Nyai Intan dan ketiga putrinya.


“Ampun, Pangeran! Kenapa Pangeran lebih memilih gadis yang tak terurus itu dari pada ketiga putriku yang cantik dan menarik ini?” tanya Nyai Intan ingin tahu.


Ande Ande Lumut kembali tersenyum, lalu berkata:


“Wahai, Nyai Intan! Ketahuilah, aku tidak memilih seorang pun dari putrimu, karena mereka ‘bekas’ si Yuyu Kangkang. Aku memilih gadis ini, karena dia lulus ujian, yakni menolak untuk mencium si Yuyu Kangkang,” jelas Ande Ande Lumut.


Mendengar penjelasan itu, Nyai Intan dan ketiga putrinya baru sadar bahwa mereka ditolak oleh Ande Ande Lumut karena tidak lulus ujian. Sementara itu, Kleting Kuning masih kebingungan, karena belum menemukan suaminya. Namun, setelah Ande Ande Lumut membongkar penyamarannya bahwa dirinya adalah Panji Asmarabangun, barulah Kleting Kuning sadar. Dengan cambuk sakti pemberian si burung bangau, ia segera mengubah dirinya menjadi seorang putri yang cantik jelita. Panji Asmarabangun baru sadar ternyata Klenting Kuning adalah istrinya, Dewi Sekartaji. Akhirnya, sepasang suami istri yang saling mencintai itu bertemu kembali dan hidup berhagia. Sebagai ucapan terima kasih kepada Mbok Randa, Panji Asmarabangun membawanya serta tinggal di istana Jenggala. Sementara Nyai Intan dan ketiga putrinya kembali ke desanya dengan perasaan kecewa dan malu.





Saya menulis artikel ini, saya utamakan menyampaikan arti dan tujuan dari cerita ande ande lumut.  Berikut ini beberapa pengertian dari kata-kata atau nama yang ada dalam cerita ande ande lumut.  

  • Ande ande lumut artinya adalah orang yang licin atau susah diajak untuk bergabung dengan sebuah perkumpulan atau partai. 

  • Kleting kuning artinya disana sini berpakaian warna kuning, hal identik dengan perkumpulan / partai dengan bajunya berwarna kuning. 

  • Kleting abang atau merah artinya disana sini berpakaian warna merah, hal identik dengan perkumpulan atau partai dengan bajunya berwarna merah.  

  • Kleting biru artinya disana sini berpakaian warna biru, hal ini identik dengan perkumpulan atau partai yang bajunya berwarna biru. 

  • Kleting ijo atau hijau artinya disana sini mereka berpakaian warna hijau, hal ini identik dengan perkumpulan atau partai yang bajunya berwarna hijau.  

  • Bangau adalah binatang yang bulunya berwarna putih, artinya orang yang identik dengan warna putih yaitu ulama atau pemuka agama islam. 

  • Sodo adalah singkatan dari kalimat syahadat.

  • Yuyu kangkang adalah binatang yang kepalanya berdiri, cerita dan kakinya juga berduri, artinya adalah manusia yang memiliki karakter bagaikan ketam. Dia adalah orang yang pemikirannya berbahaya dan tingkah laku atau perbuatannya juga berbahaya.

  • Panji asmoro bangun artinya adalah orang yang menjadi panji / simbol pembangunan bangsa. 



      Nasihat yang tersirat yang ada dalam cerita Ande Ande Lumut adalah sebagai berikut. Suatu saat nanti akan muncul orang yang akan menjadi panji atau simbol pembangunan bagi bangsa Indonesia  (Panji Asmarabangun). Orang ini nantinya akan muncul arah barat laut dari tempat bekas istana kerajaan Kadiri. Posisinya dekat dengan candi lor Nganjuk dan dekat dengan rawa njali. 


      Setelah orang yang menjadi simbol pembangunan ini muncul, akan jadi rebutan diantara empat partai (putri klething). Keempat partai besar itu adalah partai PDI P (Kleting Abang), partai PKB (Kleting Ijo), partai Demokrat (Kleting Biru) dan partai Golkar (Kleting Kuning). Petunjuk yang ada dalam jongko, pilihlah partai Golkar  (Kleting Kuning) karena pantai ini bebas dari kangkangan manusia jahat. Jangan bergabung dengan partai PDI P (Kleting Abang), partai PKB (Kleting Ijo) dan partai Demokrat (Kleting Biru) karena ketiga partai ini dalam kangkangan atau kekuasaan orang jahat yang dalam jongko seandainya binatang itu adalah Yuyu (Yuyu Kangkang). Suatu saat nanti, ketika ada perbuatan yang tidak baik dari ketiga partai saat panji pembangunan bangsa akan bergabung dengan partai Golkar, tunggulah bantuan dari seorang ulama (bangau) yang menegakkan kalimat syahadat (sodo). 


      Menurut jongko,  akan ada tiga partai yang dikangkangi manusia jahat, yaitu PDIP, PKB dan Demokrat. Saat jongko ini ditulis tanggal 18 Maret 2021, keadaan partai demokrat sedang kisruh karena ada dua partai Demokrat. Ada partai Demokrat dengan pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono dan ada partai Demokrat dengan pimpinan Moeldoko. Kalau diteliti sudut pandang jongko, partai Demokrat Moeldoko (Kleting Biru) inilah yang ada dalam kangkangan manusia jahat si Yuyu Kangkang. Kemungkinan kedepannya, partai Demokrat Moeldoko ini akan terus bertahan atas dukungan dari si Yuyu Kangkang. Sedangkan partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono belum bisa diperkirakan nasibnya, kemungkinan dibubarkan atau ganti nama dan warna baju. 


      Dari saya cukup sekian dulu, insya Allah suatu saat nanti akan dibahas tentang terjemahan prediksi dari cerita Kleting Kuning. Semoga keterangan yang saya sampaikan ini membawa manfaat dan barokah. Aaamiiinn Aaamiiinn Aaamiiinn Yaarobbal'aalamiin. Assalamualaikum wrm wbr. 


        Tertanda 




        Jaka Pingit / Joko Pingit 




Calon Pemimpin

  Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya sampaikan petunjuk ini hasil dari mempelajari pewayangan. Dalam hal memilih seorang...