JP – 5 Jamur Dipo
Assalamu'alaikum wrm wbr. Alkhamdulillahi
robbil'aalamiina. Saya merasa sangat bersyukur kepada Allah swt, yang
telahemberikan kemampuan dan kesempatan untuk menulis jongko ini. Saya yakin jonglo
ini akan bermanfaat bagi yang mau mempelajari. Untuk yang yang mau mengerti dan
memahi jongko ini insyaallah akan bisa mengambil manfaat untuk persiapan
menghadapi keadaan yang sangat mengerikan yang akan terjadi.
Cerita wayang kali ini menceritakan
tentang hubungan rahasia antara pak Harto dengan KH Nurhasan. Bagaimana
hubungan mereka berdua sebelum dan sesudah G30S? Siapa dalang G30S yang sebenarnya? Ada juga
keterangan tentang mereka berdua ternyata mengetahui tentang harta amanah.
Simaklah ceritanya! Semoga bermanfaatlancar dan barokah. Aamiiiin.
J A M U R D I P O
( B A M B A N G S A K U T R E M R A B I
)
1 Jejer Prabu Basu Murti ing Wiratha, mios
siniwi ing wadya punggawa, ingkang mungging ngarsa Patih Jati Kandha, Resi
Wakin Wara, punggawa Arya Kandaka**1. Ingkang ginunem sang prabu arsa
cangkrama angerut sato wana, Rekyan Patih Jati Kandha dinawuhan sawegas wadya
bala**2, sri nata lajeng kondor ngadaton.
Kamus
Jamur Dipo; Jamur = jamus / jamiatul
muslimin / orang islam berjamaah
Dipo = kepala / pemimpin
**
Orang islam yang berjamaah, calon pemimpin dunia.**
Resi Wakin Wara; Resi = pemuka agama
Wakin = uwak / kakek
Wara = wara wara /
penguman
**Perkumpulan
ulama yang sudah tua di Indonesia.
Arya Kandaka; kandaka = andaka/ kera
**Orang islam yang meniru
bentuk jama'ah yang dipraktekkan oleh K
H Nurhasan. Dalam pewayangan orang yang seperti ini digambarkan wajahnya
seperti kera.
Terjemah
Jamiatul Muslimin
Calon Pemimpin
( Sang Penenteram
Bekerja Sama / Bermitra )
**Menurut
jangka suatu saat nanti, kepemimpinan di Indonesia dan didunia
akan
didominasi oleh orang –orang islam yang berjamaah.**
1.1 Cerita
awalnya, Panglima TNI mendapat tugas mengawasi gerakan-gerakan yang
membahayakan, terus mengadakan rapat dengan TNI bagian penerangan (* jati kondho / semacam Kapuspen), Ulama
dari perkumpulan yang sudah tua (* resi
wakin wara ) dan oknum TNI ...? (Arya kandaka).
1.2 Membahas
masalah rencana Panglima TNI untuk memburu orang-orang yang membahayakan
keamanan negara.
** Mungkin keadaan sebelum G 30 S
PKI, Indonesia sangat rawan. Banyak golongan-golongan yang membahayakan
keamanan negara.**
#
Singkat cerita. Panglima TNI berencana melakukan penangkapan terhadap orang -
orang yang membahayakan keamanan negara. Ikut dilibatkan dalam pembahasan
masalah ini, mungkin diantaranya adalah ulama NU.
2 Madeg ing kedhaton, prameswari nata
Dewi Jati Swara**1, mapag kondorira sri nata. Mboten dangu
kasaru sri nata kundur lajeng lenggah satata. Imbal wacana kawontennannipun pancaniti.
Lajeng tindak dateng pambojannan. Sabibaring bojana lajeng ngrasuk busana.
Terjemah
2.1 Panglima TNI
membahas keadaan negara bersama dengan pasangannya yaitu dinas intelijen (*
Jati Swara ).
# Singkat
cerita. Pasangannya panglima TNI dalam menangani permasalahan ini adalah
informan / badan inteligen.
3 Madeg ing paseban jawi ( pangurakan
) ari nata Raden Basu Kesthi, Patih Jawi Kandha, Punggawa arya Basu Nanda,
Brahmana Kestu**1. Rembag ingkang pinatah ing karya twin
ingkang tengga praja, sasampunning samekta wahana. Sri nata mios lajeng nitih
dipangga. Raden Arya Basu Kesthi twin patih Jawi Kandha anggrubyuk wurining
nata**2. Punggawa sawatawis bidal kapallan.
Kamus
Basu kesthi, basu = bos
Kesthi =
mesthi
Basu nanda, nanda = tandanya
* bos ini
memiliki tanda suatu saat pasti jadi pemimpin.
Terjemah
3.1 Diluar
agenda resmi TNI, pak Harto musyawarah bersama juru bicaranya (*jawi kandha), ulama sungguhan (*Brahmana Kestu / KH Nurhasan ). Sedangkan pak Harto adalah bos yang suatu saat
pasti menjadi pemimpin.
3.2 Mereka
membahas masalah rencana (... ? ) dan pelaksanaannya, dan sekalian melakukan
pembagian tugas, siapa yang menjalankan dan siapa yang bagian tunggu.
**
Yang dimaksud tunggu mungkin adalah orang yang tidak terlihat kalau dia
sesungguhnya termasuk orang yang memberontak.
# Singkat
cerita. Soeharto dan anak buahnya yang memiliki agenda tertentu bersama - sama
KH Nurhasan sedang membahas permasalahan. Mungkin membahas rencana penggulingan
kekuasaan presiden Soekarno. Adapun tanda - tanda dari dalang dari gerakan ini
adalah orang yang suatu saat nanti dia pasti menjadi pemimpin.
4 Madeg ing nagari Durya Pura, Prabu
Dwapara mios siniwing wadya, ingkang mungging ngarsa Patih Swabara**1.
Prabu Dwapara dawuh arsa sowan dateng nagari Wiratha, awit nata wiratha punika
taksih kaleres nak derek saking ingkang ibu Dewi Kaniraras, sasampunning siyaga
lajeng bidal**2. Lampahira wadya Durya Pura kapapag
wadya Wiratha, sinengguh mengsah, lajeng dados prang. Wasana wadya Durya Pura
kasor mawar sarsarran**3. Prabu Dwapara katilappan wadya,
lumajeng sapurug-purug.
Kamus
Begawan Dwa para; Begawan = ulama / kyai
Dwapara = dupara, membesar-besarkan
perbedaan (permasalahan)
Terjema
4. 1 Ada
sekumpulan para ulama yang namanya sedang bersinar di Indonesia (* durya pura ), ucapan-ucapan mereka (*swabara
/swara) isinya membesar- besarkan perbedaan (masalah agama).
4.2 Mereka
ingin bertemu dengan KH Nurhasan atau santrinya. Setelah bertemu terjadi
perselisihan. Semua anak buahnya kalah, terus menjauh / tidak berurusan lagi.
Memang diantara kedua golongan ini terdapat perbedaan tapi ada juga persamaannya.
Yaitu sama-sama ada sesuatu yang harus ......( kaniraras).
4.3 Pimpinannya
juga ikut-ikutan tidak mau berurusan lagi.
** Mungkin yang dimaksud, dulu ada agama
islam yang hampir sama dengan yang dibawa K H Nurhasan. Sama-sama memiliki amir
dan keamiran itu sendiri harus dijaga sangat hati-hati. Suatu saat pernah
terjadi perselisihan diantara dua golongan tadi tapi akhirnya tidak berlanjut.**
#
Singkat cerita. Dijaman sebelum G30S, di Indonesia sudah ada agama islam yang
mirip dengan yang dibawa oleh KH Nurhasan. Merekamemiliki kesamaan yaitu ada
sesuatu yang harus diselaraskan (kaniraras). Diantara mereka pernah terjadi
perselisihan pendapat, tapi tidak berlanjut. Barangkali dulu di Indonesia
memang ada golongan islam yang sama - sama memiliki permasalahan dalam hal
keamiran.
5 Madeg madyaning wana ing silu. Wonten
reksasa nama Asmana, twin bojonipunnama raseksi Aswati, sami kaluwen dangu mboten
angsal mamangsan**1. Raseksa raseksi wau lajeng nyenyegat
ing margi.
Kamus
Silu \ silu gonggo = tanggane bengawan solo
** Sungai yang jadi
tetangganya bengawan solo yaitu sungai
brantas di Jawa Timur. Semua kata-kata silu / silu gonggo mempunyai maksud
terjemah ada hubungannya dengan pondok LDII di Kediri. **
Asmana ;
As = as , is , si , sa , su semuanya awalan untuk menyebut seseorang
Mana = permana / vital / sangat dominan /
sangat berpengaruh
** Seseorang yang menjadi ketua sebuah
perkumpulan yang sangat berpengaruh dimasyarakat. **
Aswati ; As = awalan panggilan seseorang
Wati = cantik / baik dimata masyarakat
** Kumpulan orang
yang jadi anak buah orang yang penting dan dia berpengaruh dimasyarakat juga
dikenal sebagai orang baik. **
Terjemah
5.1 Disaat KH
Nurhasan dan para santrinya sedang mendapat masalah berat (madyaning wana ing silu), ada seseorang yang jadi ketua perkumpulan
yang berpengaruh, anak buahnya juga dipandang sebagai orang baik dimata
masyarakat, tapi mereka merasa sudah lama tidak mengalahkan orang ( dalam hal agama) . Lalu mencari-cari
orang yang akan dikalahkan (dilabrak).
** Mungkin dulu ada orang yang mempunyai rasa sakit
hati terhadap KH Nurhasan dan orang itu jadi orang penting. Misalnya jadi ketua
perkumpulan para kyai atau semacam forum para ulama. *
# Singkat cerita.
Tidak jauh dari sungai brantas ada perkumpulan orang penting yang dipandang
baik, tapi memiliki rasa sakit hati terhadap KH Nurhasan dan santrinya. Orang
ini muncul disaat eadaan sedang ruwet.
6
Madeg ing pasanggrahan madyaning wana mandeki, Sang Prabu Basu Murti kang
mungging bale wawangunan, anggungsuk andrawina, anggenipun numpus satowana twin
misaya pepak angsal kathah, lajeng dawuh dateng juru gedong kinen adadana arta
datelng tiyang padusunnan**1. Kathah tiyang aningalli samya suka angambil
dadana arta wau**2. Nuliya wonten tiyang satunggal anengga
kajeng sriputa**3. Kanan kerengipun kasebaran arta mboten
purun mendet**4. Srinata utussan ingkang rayi Raden Basu
Kesthi, kinen andangu punapa karanan nira, tiyang engkang tengga wit sriputa
wau tan arsa ngambil arta , Raden Basu Kesthi pangkat, pinanggih cantrik Janaloka
( tiyang ingkang ngadep kajeng sriputa wau )**5. Sareng dinangu, aturrira mila tan arsa
ngambil arta, saking ajrih singit lawan wingit**6 . singit punika dumunung kajeng sriputa,
wingit punika dumunung sri narendra, Raden Basu Kesthi lajeng mengsah angethok
kajeng sriputa**7. Sarebahipun kajeng sri puta. Wonten
bocah ya cumlorot manjing dateng Raden Basu Kesthi**8.
Sarya matur singit wingit sampun dados satunggal dateng Raden Basu Kesthi. Ing
tembe jumeneng nata**9. Raden Basu Kesthi ngendika : ing tembe ingsung madeg nata sira sebaa**10.
Cantrik Janalaka lajeng pinurih kesah
Raden Basu Kesthi wangsul ngarsa nira srinata Prabu Basu Rata.**11
Matur lamun tiyang ingkang tengga kajeng
sriputa wau sampun dipun rih kesah, kajeng sampun tinegor lajeng bibaraban**12.
Kamus
Wana Mandeki; Wana = keadaan rawan / bahaya / kacau
Mandeki = berhenti / takberdaya
** Sebuah keadaan gawat / rawan yang
sangat sulit dicari jalan keluarnya (buntu
/ mandek ).**
Brahmana Kestu; Brahmana = ulama /
pemuka agama
Kestu = estu /
yang sesungguhnya
** Seorang ulama yang sesungguhnya,
maksudnya ulama yang hanya mengutamakan masalah agama. Tidak ikut urusan politik
ataupun mencari jabatan. **
Kajeng Sri Puta; Kajeng = pohon
Sri puta =sri (bhs
arab ) fath / pertolongan terbaik
** Sebuah pohon
yang jadi lambang partai golkar, jadi pertolongan terbaik setelah pak Karno
tumbang. **
Sato Wana; Sato = binatang buas / orang yang
dianggap seperti binatang buas
Wana = keadaan
kacau / tidak ada kepastian / membingungkan
** Orang yang
membahayakan keamanan negara disaat negara dalam keadaan kacau. Ini terjadi dimasa
kepemimpinan pak Karno.**
Kendi Pratala; Kendi = biasanya orang
jawa kalau menabung, tabungannya berbentuk kendi dari tanah.
Pratala = dalam
tanah / sangat rahasia
** Simpanan yang
keberadaannya sangat dirahasiakan. Simpanan ini biasanya orang-orang menyebutnya
dana / harta amanat. **
Durya Pura; Durya = surya, (bagaikan)
matahari
Pura =
indonesia
*
perkumpulan ulama yang namanya sedang bersinar bagaikan matahari.
Terjemah
6.1 Panglima
TNI melihat hasil dari perburuan terhadap orang yang dianggap membahayakan, banyak
yang tertangkap. Selain melakukan penangkapan juga memberikan / membagikan sesuatu
pada masyarakat.
6.2 Banyak
orang yang senang mendapatkan sesuatu itu dari pemerintah.
6.3 Tapi
ada juga orang yang suatu saat nanti menjadi pendukung partai Golkar.
6.4 Meski
sudah mendapat banyak tawaran tapi tidak diterima. Bagaikan orang yang disebari
duit tidak mau mengambil.
6.5 Panglima
TNI mengutus pada pak Harto untuk menanyai orang yang menunggu berdirinya partai
golkar (*kajeng sri puto),
6.6 "Kenapa
tidak mau menerima berbagai macam tawaran?"
6.7 Katanya
takut dengan singit dan wingit. Singit itu ada pada partai golkar (nantinya)
sedangkan wingit itu ada pada panglima TNI. Hingga suatu saat nanti akan
ketahuan yang sesungguhnya (ngetok /
terlihat).
6.8 (hingga suatu saat nanti ) Partai golkar didirikan
oleh pak Harto, tampaklah kalau singit dan wingit ( sesuatu yang berbahaya) bergabung menjadi satu dengan pak Harto.
6.9 Sesungguhnya
singit dan wingit itu ada pada pak Harto yang suatu saat nanti menjadi seorang
pemimpin.
6.10 Pak
Harto meminta suatu saat nanti pak Harto jadi pemimpin, kamu ( santri KH
Nurhasan ) diminta bergabung dengan partai milik pak Harto.
** Sejak awal berdirinya partai golkar,
santri K H Nurhasan tidak jadi orang penting dipartai golkar. Memang sejak awal
sudah tahu siapa pak Harto itu sesungguhnya. Seandainya ada yang mendapat jabatan
dipartai Golkar karena ditunjuk / diminta. Keikutsertaan santri KH Nurhasan di
Partai golkar untuk menjaga nama. **
6.11
6.12
# Singkat
cerita. Panglima TNI merasakan mengalami permasalahan yang berat meskipun
berhasil menangkap banyak orang yang dianggap membahayakan negara. Selain
melakukan penangkapan juga memberikan suatu bantuan / kemudahan bagi
masyarakat, tapi ada yamg tidak minat memanfaatkan kesempatan itu. Mungkin
semacam kemudahan mendirikan partai. Dia tidak minat mendirikan partai atau
bergabung debgab partai manapun. Adapun pilihannya adalah bergabung dengan
partai yang suatu saat nanti didirikan oleh pak Harto sesudah G30S, meskipun
pak Harto adalah pemimpin singit wingit.
7 Madeg
ing Sapta Arga, Resi Manu Mayasa den
adep kang putra Bambang Sakutrem lawan Puthut
Supolawa ( kethek pethak ), parepat
tiga**1, Semar, Nala Gareng , Petruk, Bambang Sakutrem tinari rabi
lenggana kang daat ajrih ing rama**2. Bambang Sakutrem kesah ngenggar – enggar panggalih.
Dumugi ing wana tarataban kapapag ditya Asmana**3. Bambang Sakutrem tinubruk arsa
minangsa dadya perang. Ditya Asmana pejah sinuduk, ditya estri sumerep bella ditya ing laki
prang lawan Bambang Sakutrem. Ditya Eswati pejah jinemparing Bambang Sakutrem rinapu parepattigo ingajak wangsul dateng patapan, lajeng wangsul**4, wonten
aning margi kapapag sarpa naga ageng, lajeng jinemparing dining Bambang Sakutrem sarpa naga sirna, nuliya katingal widadari
kakalih. Bambang Sakutrem langkung kasmaranira**5, lajeng lumampah kundur.
Terjemah
7.1 KH Nurhasan (sebagai ulama dan amir) bertemu dengan pak Harto dan santrinya (yang sudah murtad).
7.2 Pak Harto mendapat pengarahan dari KH
Nurhasan agar bergabung ( ...? ), pak Harto menyanggupi tapi dalam hati tidak
setuju.
7.3 Dalam keadaan yang tidak tenang pak Harto
bertemu dengan orang penting (* Asmana /
politikus/ negerawan ?) dan anak
buahnya (* Aswati ).
7.4 Mereka berusaha menjatuhkan pak Harto,
semua berhasil dikalahkan. KH Nurhasan ( sebagai amir ) mengajak pak Harto agar
kembali ketujuan awal.
** Mungkin dulu sebelum G 30 S terjadi, hubungan antara
keduanya kadang akrab kadang renggang.
7.5 Suatu
saat pak Harto bertemu dengan orang besar / penting yang durhaka, setelah
dikalahkan ternyata dia orang yang sangat menyenangkan / menarik. Setelah
didatangi orang itu menghilang / tidak mengakui jati dirinya.
** Mungkin dulu pak Harto pernah bertemu
dengan orang yang sepertinya dia orang jahat. Tapi setelah diinterogasi
ternyata dia orang yang sangat menarik sebab memegang dana/ harta
amanat dari pak Karno. **
# Singkat cerita. Suatu saat pak Harto menjauh
dari KH Nurhasan dan santrinya, tapi dia malah mendapat permasalahan dengan
sekelompok orang. Tapi berhasil dikalahkan / digagalkan. Dia kemudian diajak
mendekati lagi dengan KH Nurhasan dan santrinya.
8 Madeg Raden
Arya Basu Kesthi lawan Patih Jati Kandha, kacarita arinata Prabu Basu Rata sampun
kundur saking cangkrama**1. Lajeng gerah, dereng dangu Raden Basu Kesthi denmira
imbal wacana kalawan Patih Jawi Kandha, kasaru datenging parekan kautus ingkang
mbakyu sang prameswari Dewi Jati Swara , animbali Raden Basu Kesthi sarta kaparingan pariksa lamun kang raka Prabu Basu Rata seda, Raden Basu Kesthi enggal
mlebet kedhaton sakdumugining kedhaton
pariksa bilih kang raka sang Prabu Basu
Rata seda**2. Lan astara susawa sareng swara jumegur, ing ngriku kedaton
apuyengan, para wanita sami nangis, Raden Basu Kesthi lajeng muji ing jawi,
awawarta mring patih miwah sagung para punggawa**3. Bab seda nira sri naranata, Raden Basu Kesthi lajeng nunjung deneng patih twin para pandita, lan para punggawa**4. Raden
Basu Kesthi kajumenengaken nata ajejuluk Prabu Basu Kesthi**5. Lan
antara praptaning cantrik Janaloka sowan mangarsa, lajeng kadawuhaken sang
prabu, Janaloka kawisuda dadio punggawa,
nama Arya Janaloka**6. Sri Basu Kesthi lajeng dadawuh dumateng para empu kinem
adadamel tatabuhaning ngayuda ,awarni; thong – thong gerit bubar, poksur,
thek-thek gendang , bende, gong, beri**7. Patih Jawi Kandha nulia atur uninga.
Lamun Resi Brahmana Weda lawan Resi
Brahmana Kestu sami muksa**8, ing mengke wonten
kaelokan wismanipun Resi Brahmana Kestu katukullan Jamur Dipa, mawacah ya kadya
sundung ing ngakasa**9. Sri Basu Kesthi dateng
nedya mareksani kaderekaken patih
saha wadya, sareng dumugi panggenanipun Jamur
Dipo. Lajeng pinarepekkan sri nata**10. Jamur
Dipa sirna mung katingal cahya sasada lanang,
lajeng manjing mustaka nira srinata Prabu Basu Kesthi**11. Ing
ngriku rumaos padang trawangan ing penggalih, waskita ing saniskara**12,
Sri Basu Kesthi lajeng kundur.
Kamus
Tatabuhaning ngayudo = berbagai macam keadaan saat G 30 S
berlangsung
-Gurnang = greneng-greneng / orang berbicara
pelan-pelan
-Thong-thong gerit bubar = kentongan
dipukul terus bergoyang / tanda bahaya telah terjadi sesuatu, misal pembunuhan
-Poksur = wajah orang ditendang sampai
jatuh terpelanting
-Thek-thek gendang = ethok-ethok gendeng
/ menyelamatkan diri dengan cara pura-pura gila
-Bende =
-Gong =
-Beri = suara orang berlari, orang jawa
bilang……beeeeeerrrr….
Terjemah
8.1 Pak Harto (*basu kesthi)
berbicara dengan juru bicara presiden (*jati
kandha), yang dibahas panglima tertinggi (*basurata / presiden) baru saja selesai melakukan pembicaraan.
8.2 Kemudian
ada tanda-tanda pak Karno akan lengser (*gerah).
Kemudian datanglah juru bicara presiden (*
jati swara) memberi tahu kalau pak Harto (* basu kesthi) dipanggil keistana. Sampai di istana dia mengetahui
kalau pak Karno telah lengser atau mungkin menyerahkan kekuasaan.
8.3 Tak
lama kemudian muncullah suara / pengumuman yang manggemparkan (* swara jumegur / pecahnya G 30 S ). Banyak
orang yang menangis. Pak Harto kemudian keluar menyampaikan pengumuman terhadap
jajaran TNI.
8.4 Seputar
permasalahan pak Karno yang sudah tidak lagi menjadi pimpinan negara, Pak Harto
kemudian mengundang / memberi tahu para petinggi TNI, para ulama kalau sekarang
pak Harto memegang kendali kepemimpinan ( jumeneng
nata ).
** Setelah terjadi peristiwa yang
menggemparkan (G30S), banyak para ulama-ulama, anggota TNI dll yang mengetahui
sejak saat itu pak Harto jadi pengendali terhadap jalanya pemerintahan.
8.5 G 30 S itu
diotaki pak Harto tentunya dialah yang nanti pasti jadi pemimpin (*prabu Basu Kesthi ).
8.6 Santri KH Nurhasan
juga (ada) mendapat kedudukan.
8.7 Berbagai
macam kejadian terjadi saat G 30 S, banyak orang yang membicarakan permasalahan
seputar G30S secara sembunyi-sembunyi / diam-diam / greneng-greneng (* gurnang
), banyak kentongan dipukul sebagai tanda bahaya (* thong-thong gerit bubar ), banyak orang berkelahi (* poksur ), ada yang pura-pura gila / pura-pura
tidak tahu (* thek-thek gendang ),
banyak yang berlarian kesana kemari (* beri ).
8.8 Disaat G 30 S terjadi,
juru bicara pak Harto (* jawi kondho )
memberi tahu kalau ………(* brahmana weda )
dan KH Nurhasan (* brahmana kestu ) menjauh
/ menjaga jarak / menghindar dengan pak Harto dan golongannya.
8.9 Suatu saat nanti akan ada sesuatu yang sangat jadi perhatian
dari tempat tinggalnya KH Nurhasan. Munculnya jamiatul muslimin calon pemimpin.
Yang akan jadi perhatian seluruh dunia.
**
Yang dimaksud tempat tinggal disini bisa
saja golongan islam yang dia bina.
8.10 Pak Harto dan orang-orang yang mendukungnya tertarik dengan
jamiatul muslimin, dan berusaha mendekati untuk meneliti / melihat lebih jelas.
8.11 Setelah jelas ternyata hanya perkumpulan orang yang menetapi kalimah
sahadat. Mereka bergabung dengan pak Harto ( menjadi pendukung partai golkar). Dan menjadi orang yang sangat
dihormati oleh pak Harto.
** Coba
anda perhatikan dengan seksama. Dimasa pak Harto jadi presiden semua permasalahan
yang dihadapi oleh KH Nurhasan dan santrinya selalu kandas apabila sampai pada
pak Harto.
8.12 Bersama KH Nurhasan dan santrinya, pak Harto merasakan
pikirannya terang benderang, semua permasalahan terasa sangat mudah.
#
Singkat cerita. Pak Harto diberi tahu oleh bagian penerangan kalau pak Karno
lengser keprabon. Sedangkan penggantinya adalah pak Harto. Tak lama setelah
penyerahan kekuasaan terjadilah peristiwa yang mengerikan (pembantaian).
Sesudah peristiwa G30S, jamiatul muslimin / islam jamaah pun mulai tampak /
jadi perhatian dimasyarakat. Oleh pak Harto orang islam jamaah itupun diagungkan
(manjing mustaka niro). Mendekati orang islam jamaah, pikiran terasa terang
benderang.
9 Madeg ing Sapta Arga, Resi Manu Mayasa kaadhep
Puthut Supolawa twin Bagawan Dwapara, datengipun kang putra Sakutrem dalah parepattiga. Lamun kang putra kasmaran
dateng pawestri**1. Kasaru datengipun
Resi Kaneka Putra andawuhaken timbalanpun Sanghyang Giri Nata, nalika
yuganira si Sakutrem munah sarpa iku bubar dadi widadari, aran Dewi Nilownilowati
samangke dedepok ana Wukir Pujangkara, akarya pasanggiri, duwe kendi pratala,
sapa kang kuat ngombe banyune kendi pratala wau dadi jatu kramane Dewi Nilowati**2.
Ananging wus pinasthi Sakutrem dadi jodone Dewi Nilowati**3.
Marma yuganira si Sakutrem kannen lumebu sayembara marang Wukir Pujangkara**4. Sasapuning
ngandika, Sanghyang Kaneka Putra lajeng kundur makahyangan. Begawan Dwapara
lajeng kesah ngrumiyen tan pamit**5. Bambang Sakutrem
lajeng dinawuhhan ingkang rama dumateng Wukir Pujangkara, nglebeti sayembara**6.
Lajeng pangkat kanthi palepattiga.
Kamus
Wukir Pujangkara; Wukir = gunung,
Pujangkara =
pemuja angkara \ orang yang senang terhadap sifat angkara.
** Orang yang senang terhadap teori penegakan
hukum dengan cara yang sangat keras. Yaitu teori penegakan hukum dengan cara
tanding, botoh dan swiping massa.
Nilo Wati ; Nilo = warna kelabu / orang
yang tidak jelas dia orang baik atau jelek.
Wati = baik / cantik
** Orang yang tidak jelas apakah dia orang
baik atau orang jelek, tapi sesungguhnya dia orang yang baik. **
Terjemah
9.1 Ada
sebuah cerita yang sangat rahasia (*sapta
arga), yang melibatkanK HNurhasan, santrinya yang durhaka (* puthut supolawa ), ulama yang senang adu
domba dan pak Harto.
9.2 Mereka
mendapat kabar utussan sekjen PBB (*narada),
memberi tahu tentang orang yang emosi yang ditahan ( interogasi ), ternyata dia
orang yang sangat menarik, dia memang tidak jelas orang jahat atau bukan
(*nilowati). Dia orang yang mendambakan penerapan hukum dengan kekerasan (*dedepok
ing pujangkara). Dia adalah orang yang
memegang dana amanat (*duwe kendi pratala). Dia memiliki sebuah sayembara
(*pasang giri). Siapa yang memenuhi
sarat memegang dana amanat tadi akan mengelolanya (* jatu kramane ).
9.3 Tapi
sudah jelas kalau pak Harto bisa mengelola dana itu. KH Nurhasan tahu ( memberi
tahu supaya ? ) pak Harto mengikuti / mencari dana amanat yang pemegangnya menjadi
pemuja angkara.
9.4 Kyai
yang sudah tidak lagi murni seorang kyai ( bhs jawa, kedonyan / terpengaruh
dunia ), berusaha mencari duluan.
9.5 Ulama-ulama
yang gagal mendapatkan dana amanat lalu pergi / tidak ngurusi dana amanat lagi.
9.6 Pak Harto dinasehati oleh KH Nurhasan agar mencoba berusaha
mendapatkan dana amanat yang saat itu dipegang oleh orang yang mengidolakan penegakan
hukum dengan hukum rimba.
#
Singkat cerita. Pada masa sekitar kejadiannya G30S, pak Harto bertemu dengan
orang yang sikapnya emosional / keras, tapi setelah diteliti ternyata dia
adalah orang yang mengetahui perihal simpanan / harta amanat. Tenyata dia
adalah orang yang mengidolakan penyelesaian masalah dengan kekerasan.
10 Madeg madyaning
wana, Prabu Drumanasa, nata ing Madenda, lawan Patih Dendaka, ing ngadep para
punggawa**1. Sri Drumanasa nedya ngluruk dateng ingkang uwa Prabu
Dwapara. Tan dangu rawuhira Begawan Dwapara, lajeng sajarwa lalam pahanira
sadaya, sarta ngedekti sayembara dateng Wukir Pujangkara**2. Sri
Drumanasa nayogyani. Lajeng anderekaken lampahira ingkang uwa Begawan Dwapara lajeng
bidal.**3
Kamus
Dru Manasa ; Dru = dra / cidra / durhaka
Manasa = manusia
** Manusia-manusia yang durhaka.
**
Madenda = apa-apa yang berhubungan dengan masalah
pembalasan.
Basu Nanda ; Basu = ( sekarang ) Bos /
pimpinan
Nanda = nandangi / mengerjakan
** Pimpinan yang ditugasi
melaksanakan terjadinya G 30 S .**
Terjemah
10.1 Seorang
pemimpin yang durhaka, dia jadi pimpinan bagi sekelompok orang yang ingin balas
dendam.
10.2 Mereka
sepakat untuk ikut mencari ( mendapatkan ) harta / dana amanat itu.
10.3 Pimpinan
dari manusia yang durhaka tinggal mengikuti atasannya yang memiliki ciri - ciri
senang mengadudomba.
#
Singkat cerita. Lurang lebih, ada sekelompok manusia yang durhaka yang memiliki
perasaan dendam, mereka ingin ikut mendapatkan harta amanat. Mereka tinggal
mengikuti petunjuk dari luar negeri, mungkin dari para lobi yahudi di Amerika
Serikat.
11 Madeg Dewi
Nilawati ing Wukir Pujangkara, sami ngadep kendhi pratala, datenging Begawan
Dwapara lawan Prabu Drumanasa twin Patih Dendaka, sapunggawanipun**1.
Kasaru datengipun Bambang Sakutrem, lajeng sami wiwit ngunjuk tirta ing kendhi
pratala**2. Bagawan Dwapara ngunjuk rumiyin tan kuwawa panasing taya
andawah. Lajeng Prabu Drumanasa gantos-gantos sami tan kuwawi bentaring toya.
Merang lajeng sami kesah**3. Bambang Sakutrem lajeng ngunjuk tirta kendhi pratala kuwawi**4.
Terta kaunjuk telas, sang dewi tan lenggana, sigra bineta kundur dateng
pratapan wukir retawu**5
Terjemah
11.1 Pemegang
dana amanat yang pura-pura jadi pemuja angkara, kedatangan orang
. Setelah ada pak Harto semuanya lalu
dites, siapa yang bias memenuhi persyaratan yang bias memegang dana amanat.
11.3 Mulai
dari kyai yang tamak, pemimpin urusan agama yang durhaka, semuanya tidak ada
yang cocok memegang dana itu.
11.4 Pak
Harto berusaha mendapatkan dana itu, bisa memenuhi syarat tapi pemegang dana
tidak setuju.
**
Mungkin pak Harto bisa menuhi persyaratan kuat (jawa, tegel / mentolo) dalam
mempraktekkan hukum rimba. Tapi ada sesuatu yang tidak disetujui oleh pemegang
surat amanah dari pak Harto.
11.5 Akhirnya
dana itu diamanatkan pada pondok pesantren (orang jama'ah).
* Konon KH Nurhasan
dan keluarganya tahu tentang dana amanat itu. Dia mendapat amanat, diberi hak
kapan mengambil dana itu. Dana itu hanya bisa diambil setelah satrio piningit
muncul. KH Nurhasan diberi hak untuk menentukan kapan pengambilan bukan untuk mengelola.**
# Singkat cerita. Banyak
orang yang berusaha mencairkan harta amanat, tapi tidak diterima. Sedangkan
ketika pak ikut menyampaikan tujuannya, sepertiny dia memang cocok dalam hal
sikap keras. Tapi pemegang harta amanat tidak suka.
12 Madeg Bagawan
Dwapara, Prabu Drumanasa, lawan patihira nama Patih Dendaka, sapunggawa sadaya,
rembag ; Dewi Nilawati sampun kabekta Bambang Sakutrem dumateng Sapta Arga. Mila
karsanipun sami nututi ngrambaseng Sapta
Arga**1. sasampuning samekta lajeng bidal sawadya.
Terjemah
12.1 Kyai-kyai
yang tahu kalau dana amanat kini diamanatkan kepondok berusaha mendapatkan dana
itu. Mereka menyiapkan orang –orang yang bisa membantu.
#
Singkat cerita. Masalah harta amanah diserahkan kepada orang - orang pondokan.
Mungkin ke KH Nurhasan atau santrinya. Suatu saat nanti akan diketahui.
13 Madeh ing wukir Sapta Arga, Resi Manu Mayasa, ing ngadep
Puthut Supalawa, datengipun kang putra Bambang Sakutrem lan Dewi Nilawati, twin
palepattiga ingkang umiring, sang resi sak langkung suka, kang putra lajeng
dinauppaken, kasaru datenging mengsah saking Madenda**1. Puthut
Supalawa medal ing jawi twin para wasi jajanggan sedaya, lajeng prang sampak, Bathara
Bayu tumurun angembul prang**2. Mengsah Madenda larut kabuncang ing angin**3.
Sabibaring prang Sanghyang Bayu wangsul makahyangan, Resi Mamu Mayasa, Bambang Sakutrem,
Puthut Supolawa dalah palepattiga sami bojana andrawina.
Terjemah
13.1 Perselisihan
sengit terjadi antara KH Nurhasan, santrinya ( yang sekarang sudah murtad ),
dan pak Harto melawan orang yang berusaha mencairkan harta amanat.
13.2 Datanglah
staf PBB membantu. Lama-lama orang yang berusaha merebut harta amanat kalah. Perselisihan
selesai, staf PBB kembali.
13.3 Kekalahan
mereka dan keberadaan harta amanat
sekarang hanya jadi pembicaraan atau desas desus (*kabuncang ing
angin).
#
Singkat cerita. Perselisihan terjadi pak Harto, KH Nurhasan serta santrinya
dengan orang yang berusaha mencairkan harta amanat. Perselisihan baru selesai
setelah ada campur tangan utusan PBB.
Jangka ini berlanjut kecerita berjudul “
Sumantri Ngenger "
Insyaallah dan semoga cerita saya ini
bermanfaat dan barokah. Aamiiinn.