Senin, 17 Desember 2012

JP - 5 Jamur Dipo


JP – 5    Jamur Dipo

Assalamu'alaikum wrm wbr. Alkhamdulillahi robbil'aalamiina. Saya merasa sangat bersyukur kepada Allah swt, yang telahemberikan kemampuan dan kesempatan untuk menulis jongko ini. Saya yakin jonglo ini akan bermanfaat bagi yang mau mempelajari. Untuk yang yang mau mengerti dan memahi jongko ini insyaallah akan bisa mengambil manfaat untuk persiapan menghadapi keadaan yang sangat mengerikan yang akan terjadi.
Cerita wayang kali ini menceritakan tentang hubungan rahasia antara pak Harto dengan KH Nurhasan. Bagaimana hubungan mereka berdua sebelum dan sesudah G30S?  Siapa dalang G30S yang sebenarnya? Ada juga keterangan tentang mereka berdua ternyata mengetahui tentang harta amanah. Simaklah ceritanya! Semoga bermanfaatlancar dan barokah. Aamiiiin.

J A M U R    D I P O
(  B A M B A N G    S A K U T R E M    R A B I  )

1         Jejer Prabu Basu Murti ing Wiratha, mios siniwi ing wadya punggawa, ingkang mungging ngarsa Patih Jati Kandha, Resi Wakin Wara, punggawa Arya Kandaka**1. Ingkang ginunem sang prabu arsa cangkrama angerut sato wana, Rekyan Patih Jati Kandha dinawuhan sawegas wadya bala**2, sri nata lajeng kondor ngadaton.

                        Kamus
Jamur Dipo; Jamur = jamus / jamiatul muslimin / orang islam berjamaah
                                  Dipo = kepala / pemimpin
            ** Orang islam yang berjamaah, calon pemimpin dunia.**  

Resi Wakin Wara; Resi = pemuka agama
                             Wakin = uwak / kakek
                             Wara = wara wara / penguman
            **Perkumpulan ulama yang sudah tua di Indonesia.

Arya Kandaka; kandaka = andaka/ kera
            **Orang islam yang meniru bentuk  jama'ah yang dipraktekkan oleh K H Nurhasan. Dalam pewayangan orang yang seperti ini digambarkan wajahnya seperti kera.


                        Terjemah

Jamiatul Muslimin Calon Pemimpin
( Sang Penenteram Bekerja Sama / Bermitra )
                        **Menurut jangka suatu saat nanti, kepemimpinan di Indonesia dan didunia
                        akan didominasi oleh orang –orang islam yang berjamaah.**

1.1       Cerita awalnya, Panglima TNI mendapat tugas mengawasi gerakan-gerakan yang membahayakan, terus mengadakan rapat dengan TNI bagian penerangan (* jati kondho / semacam Kapuspen), Ulama dari perkumpulan yang sudah tua (* resi wakin wara ) dan oknum TNI ...? (Arya kandaka).
1.2       Membahas masalah rencana Panglima TNI untuk memburu orang-orang yang membahayakan keamanan negara. 
                        ** Mungkin keadaan sebelum G 30 S PKI, Indonesia sangat rawan. Banyak golongan-golongan yang membahayakan keamanan negara.**

            # Singkat cerita. Panglima TNI berencana melakukan penangkapan terhadap orang - orang yang membahayakan keamanan negara. Ikut dilibatkan dalam pembahasan masalah ini, mungkin diantaranya adalah ulama NU.

2         Madeg ing kedhaton, prameswari nata Dewi Jati Swara**1, mapag kondorira sri nata. Mboten dangu kasaru sri nata kundur lajeng lenggah satata. Imbal wacana kawontennannipun pancaniti. Lajeng tindak dateng pambojannan. Sabibaring bojana lajeng ngrasuk busana.                  
                                   
                        Terjemah
2.1       Panglima TNI membahas keadaan negara bersama dengan pasangannya yaitu dinas intelijen (* Jati Swara ).
            # Singkat cerita. Pasangannya panglima TNI dalam menangani permasalahan ini adalah informan / badan inteligen.
            
3         Madeg ing paseban jawi ( pangurakan ) ari nata Raden Basu Kesthi, Patih Jawi Kandha, Punggawa arya Basu Nanda, Brahmana Kestu**1. Rembag ingkang pinatah ing karya twin ingkang tengga praja, sasampunning samekta wahana. Sri nata mios lajeng nitih dipangga. Raden Arya Basu Kesthi twin patih Jawi Kandha anggrubyuk wurining nata**2. Punggawa sawatawis bidal kapallan.

                        Kamus
Basu kesthi, basu = bos
            Kesthi = mesthi
Basu nanda, nanda = tandanya
            * bos ini memiliki tanda suatu saat pasti jadi pemimpin.

                        Terjemah
3.1       Diluar agenda resmi TNI, pak Harto musyawarah bersama juru bicaranya (*jawi kandha), ulama sungguhan (*Brahmana Kestu / KH Nurhasan ). Sedangkan pak Harto adalah bos yang suatu saat pasti menjadi pemimpin.
3.2       Mereka membahas masalah rencana (... ? ) dan pelaksanaannya, dan sekalian melakukan pembagian tugas, siapa yang menjalankan dan siapa yang bagian tunggu.
            ** Yang dimaksud tunggu mungkin adalah orang yang tidak terlihat kalau dia sesungguhnya termasuk orang yang memberontak.

            # Singkat cerita. Soeharto dan anak buahnya yang memiliki agenda tertentu bersama - sama KH Nurhasan sedang membahas permasalahan. Mungkin membahas rencana penggulingan kekuasaan presiden Soekarno. Adapun tanda - tanda dari dalang dari gerakan ini adalah orang yang suatu saat nanti dia pasti menjadi pemimpin.

4         Madeg ing nagari Durya Pura, Prabu Dwapara mios siniwing wadya, ingkang mungging ngarsa Patih Swabara**1. Prabu Dwapara dawuh arsa sowan dateng nagari Wiratha, awit nata wiratha punika taksih kaleres nak derek saking ingkang ibu Dewi Kaniraras, sasampunning siyaga lajeng bidal**2. Lampahira wadya Durya Pura kapapag wadya Wiratha, sinengguh mengsah, lajeng dados prang. Wasana wadya Durya Pura kasor mawar sarsarran**3. Prabu Dwapara katilappan wadya, lumajeng sapurug-purug.

                        Kamus
Begawan Dwa para; Begawan = ulama / kyai
                             Dwapara = dupara, membesar-besarkan perbedaan (permasalahan)



                        Terjema
4. 1      Ada sekumpulan para ulama yang namanya sedang bersinar di Indonesia (* durya pura ), ucapan-ucapan mereka (*swabara /swara) isinya membesar- besarkan perbedaan (masalah agama).
4.2       Mereka ingin bertemu dengan KH Nurhasan atau santrinya. Setelah bertemu terjadi perselisihan. Semua anak buahnya kalah, terus menjauh / tidak berurusan lagi. Memang diantara kedua golongan ini terdapat perbedaan tapi ada juga persamaannya. Yaitu sama-sama ada sesuatu yang harus ......( kaniraras).
4.3       Pimpinannya juga ikut-ikutan tidak mau berurusan lagi.
** Mungkin yang dimaksud, dulu ada agama islam yang hampir sama dengan yang dibawa K H Nurhasan. Sama-sama memiliki amir dan keamiran itu sendiri harus dijaga sangat hati-hati. Suatu saat pernah terjadi perselisihan diantara dua golongan tadi tapi akhirnya tidak berlanjut.**

# Singkat cerita. Dijaman sebelum G30S, di Indonesia sudah ada agama islam yang mirip dengan yang dibawa oleh KH Nurhasan. Merekamemiliki kesamaan yaitu ada sesuatu yang harus diselaraskan (kaniraras). Diantara mereka pernah terjadi perselisihan pendapat, tapi tidak berlanjut. Barangkali dulu di Indonesia memang ada golongan islam yang sama - sama memiliki permasalahan dalam hal keamiran.

5         Madeg madyaning wana ing silu. Wonten reksasa nama Asmana, twin bojonipunnama raseksi Aswati, sami kaluwen dangu mboten angsal mamangsan**1. Raseksa raseksi wau lajeng nyenyegat ing margi.

                        Kamus
Silu \ silu gonggo =  tanggane bengawan solo
** Sungai yang jadi tetangganya  bengawan solo yaitu sungai brantas di Jawa Timur. Semua kata-kata silu / silu gonggo mempunyai maksud terjemah ada hubungannya dengan pondok LDII di Kediri. **
Asmana ;  As = as , is , si , sa , su semuanya awalan untuk menyebut seseorang
                             Mana = permana / vital / sangat dominan / sangat berpengaruh                   
** Seseorang yang menjadi ketua sebuah perkumpulan yang sangat berpengaruh dimasyarakat. **
Aswati ; As = awalan panggilan seseorang
                             Wati = cantik / baik dimata masyarakat
** Kumpulan orang yang jadi anak buah orang yang penting dan dia berpengaruh dimasyarakat juga dikenal sebagai orang baik. **

                        Terjemah
5.1       Disaat KH Nurhasan dan para santrinya sedang mendapat masalah berat (madyaning wana ing silu), ada seseorang yang jadi ketua perkumpulan yang berpengaruh, anak buahnya juga dipandang sebagai orang baik dimata masyarakat, tapi mereka merasa sudah lama tidak mengalahkan orang ( dalam hal agama) . Lalu mencari-cari orang yang akan dikalahkan (dilabrak).
 ** Mungkin dulu ada orang yang mempunyai rasa sakit hati terhadap KH Nurhasan dan orang itu jadi orang penting. Misalnya jadi ketua perkumpulan para kyai atau semacam forum para ulama. *
# Singkat cerita. Tidak jauh dari sungai brantas ada perkumpulan orang penting yang dipandang baik, tapi memiliki rasa sakit hati terhadap KH Nurhasan dan santrinya. Orang ini muncul disaat eadaan sedang ruwet.


6        Madeg ing pasanggrahan madyaning wana mandeki, Sang Prabu Basu Murti kang mungging bale wawangunan, anggungsuk andrawina, anggenipun numpus satowana twin misaya pepak angsal kathah, lajeng dawuh dateng juru gedong kinen adadana arta datelng tiyang padusunnan**1. Kathah tiyang aningalli samya suka angambil dadana arta wau**2. Nuliya wonten tiyang satunggal anengga kajeng sriputa**3. Kanan kerengipun kasebaran arta mboten purun mendet**4. Srinata utussan ingkang rayi Raden Basu Kesthi, kinen andangu punapa karanan nira, tiyang engkang tengga wit sriputa wau tan arsa ngambil arta , Raden Basu Kesthi pangkat, pinanggih cantrik Janaloka ( tiyang ingkang ngadep kajeng sriputa wau )**5. Sareng dinangu, aturrira mila tan arsa ngambil arta, saking ajrih singit lawan wingit**6 . singit punika dumunung kajeng sriputa, wingit punika dumunung sri narendra, Raden Basu Kesthi lajeng mengsah angethok kajeng sriputa**7. Sarebahipun kajeng sri puta. Wonten bocah ya cumlorot manjing dateng Raden Basu Kesthi**8. Sarya matur singit wingit sampun dados satunggal dateng Raden Basu Kesthi. Ing tembe jumeneng nata**9. Raden Basu Kesthi ngendika : ing tembe  ingsung madeg nata  sira sebaa**10.  Cantrik Janalaka lajeng pinurih kesah  Raden Basu Kesthi wangsul  ngarsa nira  srinata Prabu Basu Rata.**11 Matur lamun tiyang ingkang  tengga kajeng sriputa wau sampun dipun rih kesah, kajeng sampun tinegor lajeng bibaraban**12.

                        Kamus
   Wana Mandeki; Wana = keadaan rawan / bahaya / kacau
                             Mandeki = berhenti / takberdaya
** Sebuah keadaan gawat / rawan yang sangat sulit dicari jalan keluarnya  (buntu / mandek ).**
Brahmana Kestu; Brahmana = ulama / pemuka agama
                             Kestu = estu / yang sesungguhnya
** Seorang ulama yang sesungguhnya, maksudnya ulama yang hanya mengutamakan masalah agama. Tidak ikut urusan politik ataupun mencari jabatan. **

Kajeng Sri Puta; Kajeng = pohon
                             Sri puta =sri (bhs arab ) fath / pertolongan terbaik
** Sebuah pohon yang jadi lambang partai golkar, jadi pertolongan terbaik setelah pak Karno tumbang. **

Sato Wana; Sato = binatang buas / orang yang dianggap seperti binatang buas
                             Wana = keadaan kacau / tidak ada kepastian / membingungkan
** Orang yang membahayakan keamanan negara disaat negara dalam keadaan kacau. Ini terjadi dimasa kepemimpinan pak Karno.**

Kendi Pratala; Kendi = biasanya orang jawa kalau menabung, tabungannya berbentuk kendi dari tanah.
                             Pratala = dalam tanah / sangat rahasia
** Simpanan yang keberadaannya sangat dirahasiakan. Simpanan ini biasanya orang-orang menyebutnya dana / harta amanat. **

Durya Pura; Durya = surya, (bagaikan) matahari
            Pura = indonesia
            * perkumpulan ulama yang namanya sedang bersinar bagaikan matahari.

                        Terjemah
           
6.1       Panglima TNI melihat hasil dari perburuan terhadap orang yang dianggap membahayakan, banyak yang tertangkap. Selain melakukan penangkapan juga memberikan / membagikan sesuatu pada masyarakat.
6.2       Banyak orang yang senang mendapatkan sesuatu itu dari pemerintah.
6.3       Tapi ada juga orang yang suatu saat nanti menjadi pendukung partai Golkar.
6.4       Meski sudah mendapat banyak tawaran tapi tidak diterima. Bagaikan orang yang disebari duit tidak mau mengambil.
6.5       Panglima TNI mengutus pada pak Harto untuk menanyai orang yang menunggu berdirinya partai golkar (*kajeng sri puto),
6.6       "Kenapa tidak mau menerima berbagai macam tawaran?"
6.7       Katanya takut dengan singit dan wingit. Singit itu ada pada partai golkar (nantinya) sedangkan wingit itu ada pada panglima TNI. Hingga suatu saat nanti akan ketahuan yang sesungguhnya (ngetok / terlihat).
6.8       (hingga suatu saat nanti ) Partai golkar didirikan oleh pak Harto, tampaklah kalau singit dan wingit ( sesuatu yang berbahaya) bergabung menjadi satu dengan pak Harto.
6.9       Sesungguhnya singit dan wingit itu ada pada pak Harto yang suatu saat nanti menjadi seorang pemimpin.
6.10     Pak Harto meminta suatu saat nanti pak Harto jadi pemimpin, kamu ( santri KH Nurhasan ) diminta bergabung dengan partai milik pak Harto.
** Sejak awal berdirinya partai golkar, santri K H Nurhasan tidak jadi orang penting dipartai golkar. Memang sejak awal sudah tahu siapa pak Harto itu sesungguhnya. Seandainya ada yang mendapat jabatan dipartai Golkar karena ditunjuk / diminta. Keikutsertaan santri KH Nurhasan di Partai golkar untuk menjaga nama. **
6.11
6.12
            # Singkat cerita. Panglima TNI merasakan mengalami permasalahan yang berat meskipun berhasil menangkap banyak orang yang dianggap membahayakan negara. Selain melakukan penangkapan juga memberikan suatu bantuan / kemudahan bagi masyarakat, tapi ada yamg tidak minat memanfaatkan kesempatan itu. Mungkin semacam kemudahan mendirikan partai. Dia tidak minat mendirikan partai atau bergabung debgab partai manapun. Adapun pilihannya adalah bergabung dengan partai yang suatu saat nanti didirikan oleh pak Harto sesudah G30S, meskipun pak Harto adalah pemimpin singit wingit.

7         Madeg ing  Sapta Arga, Resi Manu Mayasa den adep kang putra Bambang Sakutrem lawan Puthut  Supolawa ( kethek pethak ), parepat  tiga**1, Semar, Nala Gareng , Petruk, Bambang Sakutrem tinari rabi lenggana kang daat ajrih ing rama**2. Bambang Sakutrem kesah ngenggar – enggar panggalih. Dumugi ing wana tarataban kapapag ditya Asmana**3. Bambang Sakutrem tinubruk arsa minangsa dadya perang. Ditya Asmana pejah sinuduk,  ditya estri sumerep bella ditya ing laki prang lawan Bambang Sakutrem. Ditya Eswati pejah  jinemparing Bambang Sakutrem rinapu  parepattigo ingajak wangsul dateng  patapan, lajeng wangsul**4, wonten aning margi kapapag sarpa naga ageng, lajeng jinemparing dining Bambang Sakutrem  sarpa naga sirna, nuliya katingal widadari kakalih. Bambang Sakutrem langkung kasmaranira**5, lajeng lumampah kundur.

                        Terjemah

7.1       KH Nurhasan (sebagai ulama dan amir) bertemu dengan pak Harto dan santrinya (yang sudah murtad).
7.2       Pak Harto mendapat pengarahan dari KH Nurhasan agar bergabung ( ...? ), pak Harto menyanggupi tapi dalam hati tidak setuju.
7.3       Dalam keadaan yang tidak tenang pak Harto bertemu dengan orang penting (* Asmana / politikus/ negerawan  ?) dan anak buahnya  (* Aswati ).
7.4       Mereka berusaha menjatuhkan pak Harto, semua berhasil dikalahkan. KH Nurhasan ( sebagai amir ) mengajak pak Harto agar kembali ketujuan awal.
** Mungkin dulu sebelum G 30 S terjadi, hubungan antara keduanya kadang akrab kadang renggang.
7.5       Suatu saat pak Harto bertemu dengan orang besar / penting yang durhaka, setelah dikalahkan ternyata dia orang yang sangat menyenangkan / menarik. Setelah didatangi orang itu menghilang / tidak mengakui jati dirinya.
** Mungkin dulu pak Harto pernah bertemu dengan orang yang sepertinya dia orang jahat. Tapi setelah diinterogasi ternyata dia orang yang sangat menarik sebab memegang dana/ harta
amanat dari pak Karno. **

# Singkat cerita. Suatu saat pak Harto menjauh dari KH Nurhasan dan santrinya, tapi dia malah mendapat permasalahan dengan sekelompok orang. Tapi berhasil dikalahkan / digagalkan. Dia kemudian diajak mendekati lagi dengan KH Nurhasan dan santrinya.

8         Madeg Raden Arya Basu Kesthi lawan Patih Jati Kandha, kacarita arinata Prabu Basu Rata sampun kundur saking cangkrama**1. Lajeng gerah, dereng dangu Raden Basu Kesthi denmira imbal wacana kalawan Patih Jawi Kandha, kasaru datenging parekan kautus ingkang mbakyu sang prameswari Dewi Jati Swara , animbali Raden Basu Kesthi  sarta kaparingan pariksa  lamun kang raka Prabu  Basu Rata seda, Raden Basu Kesthi enggal mlebet  kedhaton sakdumugining kedhaton pariksa bilih kang raka  sang Prabu Basu Rata seda**2. Lan astara susawa sareng swara jumegur, ing ngriku kedaton apuyengan, para wanita sami nangis, Raden Basu Kesthi lajeng muji ing jawi, awawarta mring patih miwah  sagung  para punggawa**3. Bab seda  nira sri naranata, Raden Basu Kesthi  lajeng nunjung  deneng patih twin para pandita, lan para punggawa**4. Raden Basu Kesthi kajumenengaken nata ajejuluk Prabu Basu Kesthi**5. Lan antara praptaning  cantrik Janaloka  sowan mangarsa, lajeng kadawuhaken sang prabu, Janaloka kawisuda  dadio punggawa, nama Arya Janaloka**6. Sri Basu Kesthi lajeng dadawuh dumateng para empu kinem adadamel tatabuhaning ngayuda ,awarni; thong – thong gerit bubar, poksur, thek-thek gendang , bende, gong, beri**7. Patih Jawi Kandha nulia atur uninga. Lamun Resi Brahmana Weda  lawan Resi Brahmana Kestu sami muksa**8, ing mengke  wonten kaelokan  wismanipun  Resi Brahmana Kestu  katukullan Jamur Dipa, mawacah ya kadya sundung ing ngakasa**9. Sri Basu Kesthi dateng  nedya mareksani  kaderekaken patih saha wadya, sareng dumugi panggenanipun  Jamur Dipo. Lajeng pinarepekkan  sri nata**10. Jamur Dipa sirna  mung katingal cahya sasada lanang, lajeng manjing mustaka nira srinata Prabu Basu Kesthi**11. Ing ngriku rumaos padang trawangan ing penggalih, waskita ing saniskara**12, Sri Basu Kesthi  lajeng kundur.

Kamus
Tatabuhaning ngayudo = berbagai macam keadaan saat G 30 S berlangsung
-Gurnang = greneng-greneng / orang berbicara pelan-pelan
-Thong-thong gerit bubar = kentongan dipukul terus bergoyang / tanda bahaya telah terjadi sesuatu, misal pembunuhan
-Poksur = wajah orang ditendang sampai jatuh terpelanting
-Thek-thek gendang = ethok-ethok gendeng / menyelamatkan diri dengan cara pura-pura gila
-Bende =
-Gong =
-Beri = suara orang berlari, orang jawa bilang……beeeeeerrrr….


                        Terjemah
8.1       Pak Harto (*basu kesthi) berbicara dengan juru bicara presiden (*jati kandha), yang dibahas panglima tertinggi (*basurata / presiden) baru saja selesai melakukan pembicaraan.
8.2       Kemudian ada tanda-tanda pak Karno akan lengser (*gerah). Kemudian datanglah juru bicara presiden (* jati swara) memberi tahu kalau pak Harto (* basu kesthi) dipanggil keistana. Sampai di istana dia mengetahui kalau pak Karno telah lengser atau mungkin menyerahkan kekuasaan.
8.3       Tak lama kemudian muncullah suara / pengumuman yang manggemparkan (* swara jumegur / pecahnya G 30 S ). Banyak orang yang menangis. Pak Harto kemudian keluar menyampaikan pengumuman terhadap jajaran TNI.
8.4       Seputar permasalahan pak Karno yang sudah tidak lagi menjadi pimpinan negara, Pak Harto kemudian mengundang / memberi tahu para petinggi TNI, para ulama kalau sekarang pak Harto memegang kendali kepemimpinan ( jumeneng nata ).
** Setelah terjadi peristiwa yang menggemparkan (G30S), banyak para ulama-ulama, anggota TNI dll yang mengetahui sejak saat itu pak Harto jadi pengendali terhadap jalanya pemerintahan.
8.5       G 30 S itu diotaki pak Harto tentunya dialah yang nanti pasti jadi pemimpin (*prabu Basu Kesthi ).
8.6       Santri KH Nurhasan juga (ada) mendapat kedudukan.
8.7       Berbagai macam kejadian terjadi saat G 30 S, banyak orang yang membicarakan permasalahan seputar G30S secara sembunyi-sembunyi / diam-diam / greneng-greneng  (* gurnang ), banyak kentongan dipukul sebagai tanda bahaya (* thong-thong gerit bubar ), banyak orang berkelahi (* poksur ), ada yang pura-pura gila / pura-pura tidak tahu (* thek-thek gendang ), banyak yang berlarian kesana kemari (* beri ).
8.8       Disaat G 30 S terjadi, juru bicara pak Harto (* jawi kondho ) memberi tahu kalau ………(* brahmana weda ) dan KH Nurhasan (* brahmana kestu ) menjauh / menjaga jarak / menghindar dengan pak Harto dan golongannya.
8.9       Suatu saat nanti akan ada sesuatu yang sangat jadi perhatian dari tempat tinggalnya KH Nurhasan. Munculnya jamiatul muslimin calon pemimpin. Yang akan jadi perhatian seluruh dunia.        
            ** Yang dimaksud tempat tinggal disini             bisa saja golongan islam yang dia bina.
8.10     Pak Harto dan orang-orang yang mendukungnya tertarik dengan jamiatul muslimin, dan berusaha mendekati untuk meneliti / melihat lebih jelas.
8.11     Setelah jelas ternyata hanya perkumpulan orang yang menetapi kalimah sahadat. Mereka bergabung dengan pak Harto ( menjadi pendukung partai golkar). Dan menjadi orang yang sangat dihormati oleh pak Harto.
** Coba anda perhatikan dengan seksama. Dimasa pak Harto jadi presiden semua permasalahan yang dihadapi oleh KH Nurhasan dan santrinya selalu kandas apabila sampai pada pak Harto.
8.12     Bersama KH Nurhasan dan santrinya, pak Harto merasakan pikirannya terang benderang, semua permasalahan terasa sangat mudah.

            # Singkat cerita. Pak Harto diberi tahu oleh bagian penerangan kalau pak Karno lengser keprabon. Sedangkan penggantinya adalah pak Harto. Tak lama setelah penyerahan kekuasaan terjadilah peristiwa yang mengerikan (pembantaian). Sesudah peristiwa G30S, jamiatul muslimin / islam jamaah pun mulai tampak / jadi perhatian dimasyarakat. Oleh pak Harto orang islam jamaah itupun diagungkan (manjing mustaka niro). Mendekati orang islam jamaah, pikiran terasa terang benderang.

9         Madeg ing Sapta Arga, Resi Manu Mayasa kaadhep Puthut Supolawa twin Bagawan Dwapara, datengipun kang putra Sakutrem  dalah parepattiga. Lamun kang putra kasmaran dateng pawestri**1. Kasaru datengipun  Resi Kaneka Putra andawuhaken timbalanpun Sanghyang Giri Nata, nalika yuganira si Sakutrem munah sarpa iku bubar dadi widadari, aran Dewi Nilownilowati samangke dedepok ana Wukir Pujangkara, akarya pasanggiri, duwe kendi pratala, sapa kang kuat ngombe banyune kendi pratala wau dadi jatu kramane Dewi Nilowati**2. Ananging wus pinasthi Sakutrem dadi jodone Dewi Nilowati**3. Marma yuganira si Sakutrem kannen lumebu sayembara marang Wukir Pujangkara**4. Sasapuning ngandika, Sanghyang Kaneka Putra lajeng kundur makahyangan. Begawan Dwapara lajeng kesah ngrumiyen tan pamit**5. Bambang Sakutrem lajeng dinawuhhan ingkang rama dumateng Wukir Pujangkara, nglebeti sayembara**6. Lajeng pangkat kanthi palepattiga.

                        Kamus
Wukir Pujangkara; Wukir = gunung,
                             Pujangkara = pemuja angkara \ orang yang senang terhadap sifat angkara.
 ** Orang yang senang terhadap teori penegakan hukum dengan cara yang sangat keras. Yaitu teori penegakan hukum dengan cara tanding, botoh dan swiping massa.

Nilo Wati ; Nilo = warna kelabu / orang yang tidak jelas dia orang baik atau jelek.
                             Wati = baik / cantik
 ** Orang yang tidak jelas apakah dia orang baik atau orang jelek, tapi sesungguhnya dia orang yang baik. **


                        Terjemah
9.1       Ada sebuah cerita yang sangat rahasia (*sapta arga), yang melibatkanK HNurhasan, santrinya yang durhaka (* puthut supolawa ), ulama yang senang adu domba dan pak Harto.
9.2       Mereka mendapat kabar utussan sekjen PBB (*narada), memberi tahu tentang orang yang emosi yang ditahan ( interogasi ), ternyata dia orang yang sangat menarik, dia memang tidak jelas orang jahat atau bukan (*nilowati). Dia orang yang mendambakan penerapan hukum dengan kekerasan (*dedepok ing pujangkara).  Dia adalah orang yang memegang dana amanat (*duwe kendi pratala). Dia memiliki sebuah sayembara (*pasang giri).  Siapa yang memenuhi sarat memegang dana amanat tadi akan mengelolanya (* jatu kramane ).
9.3       Tapi sudah jelas kalau pak Harto bisa mengelola dana itu. KH Nurhasan tahu ( memberi tahu supaya ? ) pak Harto mengikuti / mencari dana amanat yang pemegangnya menjadi pemuja angkara.
9.4       Kyai yang sudah tidak lagi murni seorang kyai ( bhs jawa, kedonyan / terpengaruh dunia ), berusaha mencari duluan.
9.5       Ulama-ulama yang gagal mendapatkan dana amanat lalu pergi / tidak ngurusi dana amanat lagi.  
9.6       Pak Harto dinasehati oleh KH Nurhasan agar mencoba berusaha mendapatkan dana amanat yang saat itu dipegang oleh orang yang mengidolakan penegakan hukum dengan hukum rimba.

            # Singkat cerita. Pada masa sekitar kejadiannya G30S, pak Harto bertemu dengan orang yang sikapnya emosional / keras, tapi setelah diteliti ternyata dia adalah orang yang mengetahui perihal simpanan / harta amanat. Tenyata dia adalah orang yang mengidolakan penyelesaian masalah dengan kekerasan.

10     Madeg madyaning wana, Prabu Drumanasa, nata ing Madenda, lawan Patih Dendaka, ing ngadep para punggawa**1. Sri Drumanasa nedya ngluruk dateng ingkang uwa Prabu Dwapara. Tan dangu rawuhira Begawan Dwapara, lajeng sajarwa lalam pahanira sadaya, sarta ngedekti sayembara dateng Wukir Pujangkara**2. Sri Drumanasa nayogyani. Lajeng anderekaken lampahira ingkang uwa Begawan Dwapara lajeng bidal.**3

                        Kamus
Dru Manasa ; Dru = dra / cidra / durhaka
                             Manasa = manusia
             ** Manusia-manusia yang durhaka. **

Madenda =  apa-apa yang berhubungan dengan masalah pembalasan.

Basu Nanda ; Basu = ( sekarang ) Bos / pimpinan
                             Nanda = nandangi / mengerjakan
             ** Pimpinan yang ditugasi melaksanakan terjadinya G 30 S .**


                        Terjemah
10.1     Seorang pemimpin yang durhaka, dia jadi pimpinan bagi sekelompok orang yang ingin balas dendam.
10.2     Mereka sepakat untuk ikut mencari ( mendapatkan ) harta / dana amanat itu.
10.3     Pimpinan dari manusia yang durhaka tinggal mengikuti atasannya yang memiliki ciri - ciri senang mengadudomba.

            # Singkat cerita. Lurang lebih, ada sekelompok manusia yang durhaka yang memiliki perasaan dendam, mereka ingin ikut mendapatkan harta amanat. Mereka tinggal mengikuti petunjuk dari luar negeri, mungkin dari para lobi yahudi di Amerika Serikat.


11     Madeg Dewi Nilawati ing Wukir Pujangkara, sami ngadep kendhi pratala, datenging Begawan Dwapara lawan Prabu Drumanasa twin Patih Dendaka, sapunggawanipun**1. Kasaru datengipun Bambang Sakutrem, lajeng sami wiwit ngunjuk tirta ing kendhi pratala**2. Bagawan Dwapara ngunjuk rumiyin tan kuwawa panasing taya andawah. Lajeng Prabu Drumanasa gantos-gantos sami tan kuwawi bentaring toya. Merang lajeng sami kesah**3. Bambang Sakutrem lajeng ngunjuk tirta kendhi pratala kuwawi**4. Terta kaunjuk telas, sang dewi tan lenggana, sigra bineta kundur dateng pratapan wukir retawu**5

                        Terjemah
11.1     Pemegang dana amanat yang pura-pura jadi pemuja angkara, kedatangan orang
. Setelah ada pak Harto semuanya lalu dites, siapa yang bias memenuhi persyaratan yang bias memegang dana amanat. 
11.3     Mulai dari kyai yang tamak, pemimpin urusan agama yang durhaka, semuanya tidak ada yang cocok memegang dana itu.
11.4     Pak Harto berusaha mendapatkan dana itu, bisa memenuhi syarat tapi pemegang dana tidak setuju.
            ** Mungkin pak Harto bisa menuhi persyaratan kuat (jawa, tegel / mentolo) dalam mempraktekkan hukum rimba. Tapi ada sesuatu yang tidak disetujui oleh pemegang surat amanah dari pak Harto.
11.5     Akhirnya dana itu diamanatkan pada pondok pesantren (orang jama'ah).
* Konon KH Nurhasan dan keluarganya tahu tentang dana amanat itu. Dia mendapat amanat, diberi hak kapan mengambil dana itu. Dana itu hanya bisa diambil setelah satrio piningit muncul. KH Nurhasan diberi hak untuk menentukan kapan pengambilan bukan  untuk mengelola.**

# Singkat cerita. Banyak orang yang berusaha mencairkan harta amanat, tapi tidak diterima. Sedangkan ketika pak ikut menyampaikan tujuannya, sepertiny dia memang cocok dalam hal sikap keras. Tapi pemegang harta amanat tidak suka.


12     Madeg Bagawan Dwapara, Prabu Drumanasa, lawan patihira nama Patih Dendaka, sapunggawa sadaya, rembag ; Dewi Nilawati sampun kabekta Bambang Sakutrem dumateng Sapta Arga. Mila karsanipun sami  nututi ngrambaseng Sapta Arga**1. sasampuning samekta lajeng bidal sawadya.

                        Terjemah
12.1     Kyai-kyai yang tahu kalau dana amanat kini diamanatkan kepondok berusaha mendapatkan dana itu. Mereka menyiapkan orang –orang yang bisa membantu.

            # Singkat cerita. Masalah harta amanah diserahkan kepada orang - orang pondokan. Mungkin ke KH Nurhasan atau santrinya. Suatu saat nanti akan diketahui.

13     Madeh ing wukir  Sapta Arga, Resi Manu Mayasa, ing ngadep Puthut Supalawa, datengipun kang putra Bambang Sakutrem lan Dewi Nilawati, twin palepattiga ingkang umiring, sang resi sak langkung suka, kang putra lajeng dinauppaken, kasaru datenging mengsah saking Madenda**1. Puthut Supalawa medal ing jawi twin para wasi jajanggan sedaya, lajeng prang sampak, Bathara Bayu tumurun angembul prang**2. Mengsah Madenda larut kabuncang ing angin**3. Sabibaring prang Sanghyang Bayu wangsul makahyangan, Resi Mamu Mayasa, Bambang Sakutrem, Puthut Supolawa dalah palepattiga sami bojana andrawina.

                        Terjemah

13.1     Perselisihan sengit terjadi antara KH Nurhasan, santrinya ( yang sekarang sudah murtad ), dan pak Harto melawan orang yang berusaha mencairkan harta amanat.
13.2     Datanglah staf PBB membantu. Lama-lama orang yang berusaha merebut harta amanat kalah. Perselisihan selesai, staf PBB kembali.
13.3     Kekalahan mereka dan keberadaan harta amanat  sekarang hanya jadi pembicaraan atau desas desus (*kabuncang ing angin). 

            # Singkat cerita. Perselisihan terjadi pak Harto, KH Nurhasan serta santrinya dengan orang yang berusaha mencairkan harta amanat. Perselisihan baru selesai setelah ada campur tangan utusan PBB.

Jangka ini berlanjut kecerita berjudul “ Sumantri Ngenger "

 Insyaallah dan semoga cerita saya ini bermanfaat dan barokah. Aamiiinn.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Calon Pemimpin

  Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya sampaikan petunjuk ini hasil dari mempelajari pewayangan. Dalam hal memilih seorang...