JP – 3 Manumayasa
Rabi.
Assalamu'alaikum
wrm wbr, saya merasa sangat bersyukur kepada Allah swt karena telah diberikan
ilmu pengetahuan yang insyaalah sangat bermanfaat apabila diikuti. Cerita ini
adalah prediksi dari terjemah pewayangan yang sepengetahuan saya termasuk yang
sangat akurat.
Garis
besarnya prediksi dari cerita wayang ini adalah ceritanya KH Nurhasan yang
membawa agama yang terasa asing bagi masyarakat waktu itu. Sedangkan keadaan di
Indonesia wakyu itu sedang rawan dengan pemberontakan. Apalagi setelah KH
Nurhasan mendirikan keamiran diapun segera mendapat tuduhan mendirikan negara
dalam negara. Isu ini diperbesar oleh pak Harto untuk mencari keuntungan
memanfaatkan KH Nurhasan agar membantu dirinya yang ingin mengkudeta presiden
Soekarno. Silahkan mempelajari cerita ini. Buktikan keakuratan pewayangan ini
dengan perkembangan keadaan dunia yang sesungguhnya!
M A N U M A Y A S A R A B I
1 Jejer Prabu Basu Murti nata ing Wiratha,
anuju mios aning sitinggil binatha rata, ingkang mungging ngarsa ingkang
rayi ,Raden Basu Kesthi, Patih Jati Kondho, para punggawa Arya Panurta, Arya Walakas,
ginem Sri Nata daat kaweken ing driya, mireng pawartos bilih putra pulunan ,
nama Resi Manu Mayasa ing wukir Sapta Arga araraton**1, kathah para nata ing manca praja ingkang sami
puruhita, kawarti badhe andaga karaton Wiratha nedya madeg ratu piyambak.
Raden Basu Kesthi langkung anduparakaken wartos makaten wau**2. Anangeng Sri Nata adreng
angyektos aken, lajeng dawuh dateng Patih Jati Kondho, kadawuhan anduta
punggawa salah satunggal dateng Prabu Karomba, nata yaksa ing Pringgondani**3. Supados animballana Resi Manu Mayasa,
lajeng bibarran.
Kamus
Manu mayasa; Manu
=manungsa , seseorang
Yasa = usaha ( membawa ajaran
yang dianggap baru )
**ada orang yang dianggap mengajarkan
islam yang dianggap ajaran baru, dia
kemudian terkenal karena ajaran agamanya tetap berkembang meski mendapat
tantangan yang sangat besar dan dia juga dituduh mendirikan negara dalam
negara, tokoh ini mirip ceritanya KH
Nurhasan al-Ubaidah (dalam bayangan saya ).
Basu murti ; Basu = sekarang mungkin jadi kata-kata Bos
Murti = (bahasa arab ) amar taat / perintah yang harus dipatuhi
** ada seseorang yang mempunyai
kedudukan tertinggi, yang setiap perintahnya harus dipatuhi, dalam bayangan
saya yang dimaksud mungkin adalah panglima TNI.
Basu kesthi ; Basu = (sekarang) Bos
Kesthi = dari kata mesthi / pasti
**ada seseorang yang sudah
dipastikan suatu saat nanti akan jadi pemimpin (menggantikan pak Karno ) dan
orang itu juga pernah memiliki jabatan tinggi dikemiliteran, dalam bayangan
saya mungkin yang dimaksud adalah pak Harto.
Jati kondho ; Jati =
sesungguhnya (tugasnya)
Kondho = ngomong / berbicara/
memberikan keterangan
** ada seseorang yang mempunyai
tugas sebagai tukang kondho / berbicara / memberikan penerangan / keterangan,
tapi orang ini ada hubungannya dengan TNI , dalam bayangan saya yang dimaksud
adalah kapuspen TNI.
Arya panurto ; Arya = orang yang mempunyai kedudukan tinggi
dikemiliteran
Panurto = panurut / selalu tunduk patuh
diperintah setiap saat.
** seseorang yang selalu siap diperintah
setiap saat, mungkin berhubungan dengan surat perintah sebelas maret atau
supersemar.
Arya walakas ; Arya =
tentara / prajurit
Wala = nawala / surat
Kas. = akas / cepat-cepat
** ada seseorang ( anggota TNI ) yang mempunyai hubungan dalam
hal surat menyurat, yang mempercepat keluarnya supersemar.
Sapta arga ; Sapta = tujuh
Arga = gunung
** tujuh gunung, maksudnya adalah
tersimpan sangat rapat bagaikan ada didalam
gunung lapis yang ketujuh, mungkin sama artinya dengan kata-kata ada
udang dibalik batu, ada sesuatu yang tersembunyi dan sangat rahasia. Disebut
juga sebagai aktivitas bawah tanah.
Araraton ; aran ratu-ratuan
** mungkin yang dimaksud adalah
jama'ah, memang islam yang berjama'ah itu ada amirnya, sehingga mirip ratu-ratuan
tapi tidak ada ratu, mirip keraton tapi bukan keraton.
Wiratha ; Wira = wira'i (bhs arab) orang yang selalu berusaha
menghindari pelanggaran
Ta = perhatikan
** coba perhatikan! sesungguhnya dia orang yang prawira / wirata!
Pringgodani ; Pringgo= penghalang
Ndani = ndanu (yang paling jadi perhatian sepertinya adalah pentagon)
** orang-orang yang jadi
penghalang utama pagi pentagon.
Karumbo ; kang arum = yang memiliki nama yang harum dimasyarakat.
Terjemah
Seorang Ulama
Yang Mengajarkan Agama Islam
( Yang
Dianggap Ajaran Baru / K H Nurhasan al-Ubaidah ) Bekerjasama
1.1 Cerita awalnya, Panglima TNI ( ? ) mendapat tugas
diantaranya adalah mengawasi berbagai macam gerakan-gerakan yang dianggap
membahayakan keamanan negara, salah satu yang diawasi diantaranya ternyata
adalah orang yang prawira (* Wiratha / wirata! ). Kebetulan waktu itu KH
Nurhasan dan santri-santrinya juga dianggap berbahaya.
** Waktu itu memang banyak
pemberontakan di Indonesia, termasuk golongan islam juga ada yang berontak
misalnya DI TII, Kahar Muzakar dll. Kelompok KH Nurhasan yang membentuk
keamiran juga dianggap membahayakan. **
Panglima TNI mengajak musyawarah / rapat
dengan bawahannya ( mungkin ) diantaranya adalah Soeharto (*basukesthi), TNI bagian penerangan (* Jati Kondho / semacam kapuspen ), TNI
bagian surat menyurat (* Arya Walakas ),
TNI yang penurut dalam hal surat-menyurat (* Arya Panurto / kurir ?). Masalah yang dibahas adalah; Panglima TNI
merasa serba salah / repot dengan adanya laporan / tuduhan yang ditujukan
kepada KH Nurhasan, konon KH Nurhasan (*Resi
Manu Mayasa ) diceritakan mendirikan negara dalam Negara (araraton / aran ratu-ratuan).
** Memang waktu itu KH Nurhasan
sudah mempraktekkan kalau menjalani agama islam itu harus berjamaah, dilengkapi
adanya amir, dan kebetulan dia sebagai
amirnya. Hal inilah yang menyebabkan dia dituduh mendirikan negara dalam
negara. Kejadian ini terjadi awal tahun 60-an.**
1.2 Banyak kyai
dari berbagai macam aliran agama dari berbagai pondok / golongan ingin tahu dan
mencari KH Nurhasan ( ? ) yang konon dikabarkan tidak mau tunduk pada peraturan
pemerintah, ingin mendirikan negara dalam negara. Kabar ini semakin dibesar-besarkan
oleh Soeharto (*Raden Basu Kesthi ? ). Sedangkan Panglima TNI sendiri belum ada
minat membuktikan kabar itu.
1.3 Karena berita fitnah terhadap K H Nurhasan (?)
semakin kuat, lama-lama Panglima TNI terpaksa memerintahkan seorang petinggi TNI
yang memiliki nama yang harum dimasyarakat (*Prabu Karomba ), juga orang yang memiliki reputasi menjadi
penghalang Pentagon (*pringgondani) untuk membuktikan kabar itu. Tugasnya petinggi
TNI ( ? ) itu adalah, memanggil KH Nurhasan
al-Ubaidah( ? ), menanyai /mengurus kepastian kabar itu.
** Setelah KH Nurhasan menerapkan
keamiran muncul isu mendirikan negara dalam negara. Desas-desus ini
dibesar-besarkan oleh Soeharto hingga menjadi fitnah. Untuk menyelidiki fitnah
ini Panglima TNI memerintah anggota petinggi TNI yang namanya harum
dimasyarakat, untuk membuktikan kabar itu.
#Singkat cerita. Panglima TNI mendengar kabar kalau KH
Nurhasan dikabarkan mendirikan dalam nagara. Berita seperti ini semakin
dibesar- besarkan oleh Soeharto. Untuk membuktikan kabar ini, panglima TNI
mengutus orang yang namanya terpandang.
2 Madeg ing kadhaton prameswari nata
Dewi Jati Swara**1,
pinarak ing praba suyasa, pananggap lir wetan. Angentossi kondorriro Sri Nata,
ngiras ningalli ajaring bedaya srimpi, mboten watawis dangu Sri Nata kondur
ngadhaton, prameswari amethuk aken lajeng lenggah satata, ginem kawotennannipun
pancaniti lajeng tindak ing pambojanan.
Kamus
Jati swara ; jati = yang sesungguhnya
Swara = suara / pembicaraan yang ada dalam masarakat
** orang yang bertugas mendengarkan
suara / sesuatu yang jadi pembicaraan dimasarakat yang dianggap mencurigakan /
membahayakan, dalam bayangan saya mungkin yang dimaksud adalah intel /
informan.
Terjemah
2.1 Suatu saat Panglima TNI melakukan rapat /
musyawarah dengan intelijen (*Jati Swara), membahas keadaan negara.
** Singkat cerita. Untuk membahas
permasalahan ini, panglima TNI melibatkan bagian intelijen. Untuk menganalisa
berbagai macam berita / suara yang ada dimasyarakat.
3 Madeg paseban jawi, Raden Basu
Kesthi, Patih Jati Kondho, Arya Panurta, Arya Walakas, ginem siyaga dadamel. Arya
Panurta kapatah lumampah dateng Pringgondani. Andhawuh aken karsaning sri nata
wau dumateng Prabu Karomba ing Pringgondani, sasampunning samapta lajeng
bidal sapanengkarriro, kapallan.
Terjemah
3.1 Diluar agenda
yang resmi dari TNI (paseban jawi), ada acara musyawarah antara Suharto ( ? ),
TNI bagian penerangan, TNI bagian surat menyurat. Sebagian dari golongan ini
ada yang mendapat tugas melaksanakan tugas dari panglima TNI.
** Singkat cerita. Didalam tubuh
TNI sendiri ada sekumpulan orang yang ingin memanfaatkan situasi ini,
pimpinannya adalah Soeharto. Disini Soeharto
memiliki peran penting tentang jalannya pemasalahan,menjadi dalang dari fitnah
yang dialami oleh KH Nurhasan dan santrinya serta cara penangannan permasalahan.
4
Madeg
Prabu Karomba, nata raseksa ing pringgondani, den adhep ing Patih Kala
Mangkara, Punggawa Kala Pulawa, Kala Pudenda, dereng dangu datengipun caraka wiratha,
Arya Panurta**1.
Sasampunning bagebinage, lajeng andawuhaken timballan nira Sri Nata Prabu Basu
Murti, bilih Prabu Karomba dinuta animballi Resi Manu Mayasa, ing sapta arga,
ingkang kawarti araraton, manawi mboten purun sowan dateng wiratha**2. Kerid lampahira Prabu Karomba,
kadhawuhan masesa, aturipun Prabu Karomba sandika**3.
Arya Panurta lajeng pamit wangsul dateng Wiratha, Prabu Karomba andawuh
dateng Patih Kala Mangkara, ambidallaken punggawa kakalih**4, kautus dateng Sapta Arga, andawuh aken
dawuhing nata Wiratha, lajeng bibarran.
Kamus
Kala mangkara ; Kala = orang yang berbahaya / sedang marah
Mangkara = mbrabak abang / orang yang menahan rasa amarah yang sangat
besar
** orang yang berbahaya yang saat
itu emosinya sedang meledak-ledak.
Kala pulawa ( supalawa ) ; kala = orang yang berbahaya
Supa = ula / ular ( orang durhaka )
Lawa = kelelawar
** orang durhaka yang bagaikan
kelelawar maksunya mungkin, orang durhaka itu belum diketahui saat itu tapi
fitnah yang disebar sudah ada dimana-mana, bagaikan kelelawar dimalam hari, ada
suara tentunya pasti ada kelelawar. Pepetah sekarang, ada asap pasti ada api.
Kala pudenda ; Kala =
orang yang berbahaya
Pudenda = pa denda / penghukum
** seorang yang bertugas memberikan
hukuman.
Terjemah
4.1 Panglima TNI
memiliki anak buah yang namanya harum dimasyarakat ( karomba) yang jadi
penghalang bagi pentagon (pringgondani), anak buahnya lagi ternyata adalah
orang yang menyimpan rasa amarah, tukang fitnah, ada yang memiliki keinginan menghukum
atau mungkin membalas.
4.2 Panglima TNI
memerintah orang yang namanya harum dimasyarakat untuk menanyai perihal KH
Nurhasan yang dikabarkan mendirikan negara dalam negara.
4.3 Meskipun
dalam hati terasa ruwet, tapi perintah tetap dilaksanakan.
# Singkat
cerita. Untuk mbuktikan kebenaran berita, panglima TNI mengutus anggotanya.
Tapi ternyata anak buahnya adalah orang yang memiliki prasaan emosi. Yang menyebabkab
permasalahan semakin ruwet.
5 Madeg paseban jawi, Patih Kala Mangkara,
Punggawa Kala Pulawa, Kala Pudenda, rembag siyaga dadamel ngayuda**1. Badhe dateng wukir Sapta Arga. Sasampunning
samapta lajeng bidhal sapanengkarrira, Togog Saraito dados pangajeng langkah.
Terjemah
5.1 Utusan dari Petinggi TNI yang bernama harum
dimasyarakat yang ditugasi mengiterogasi KH Nurhasan
melakukan persiapan, tugaspun dijalankan dengan pembagian tugas.
Termasuk murid-muridnya KH Nurhasan juga diinterogasi. Dalam pelaksanaanya, TNI
yang ditunjuk meminta bantuan pertimbangan ulama dari aliran agama islam yang lain.
Tanpa sengaja, ulama yang dimintai bantuan adalah ulama yang durhaka (dalam
hati ada niat jahat / Togog). Sehingga permasalahan menjadi semakin ruwet,
panas.
** Mungkin ulama diperlukan untuk
pertimbanggan masalah ajaran agama yang dibawa KH Nurhasan itu sesat atau
tidak, padahal pengetahuan agama KH
Nurhasan itu lebih banyak dari kyai yang
membantu tugas / memberi pertimbangan TNI.
# Singkat cerita. Tugas yag
diberikan oleh panglima TNI dilaksanakan oleh orang yang memiliki perasaan
emosi yang kelak akan membuat masalah semakin ruwet.
6
Madeg
Resi Manu Mayasa, mios ing pacrabakan den adep janggan Semara Santa, Puthut
Supolawa, Nala Gareng, Petruk, para cantrik janggan ander sami sumiwi, ginem;
sang resi langkung sungkawa, dene kawartosaken andaga karaton wiratha, ambalelo
ing ratu. Mongko mboten pisan-pisan anyipta amakaten**1. Dereng dangu datenggira cantrik
atur pariksa wonten damel, wonten damel ageng dateng. Katingal barising danawa
arsa minggah ing pratapan, rame mireng swaraning tangising tiyang padusunan
ingkang karisak, Puthut Supolawa lawan janggan Semara Santa sigra tumurun
anglempakaken, sareng dumugi ing jawi kasompok inggahing wadya danawa lajeng
tempuk prang**2. Tanpa wara-wara
Puthut Supolawa lawan janggan Semara Santa ngamuk punggung mengsah, kathah
danawa ingkang kanin lajeng bibar lumajeng sarsarran**3.
Puthut Supolawa , janggan Semara Santa sakancanipun wangsul ngarsaning pandhita
Manu Mayasa**4.
Sadaya wau sampun andugi, punika utussannipun
sang nata ing wiratha, lajeng bibarran. Amung Resi Manu Mayasa
angenggar-enggar ing panggalih. Mijil
saking padhepokan sadaya mboten kalilan anderek, among janggan Semara Santa, Nala
Gareng, Petruk, lampahira kadya kabuncang ing wana**5
. Para wadya ditya angraos angsal kala desa, katingal bingah**6. Resi Manu Mayasa lumampah pribadi,
lajeng sami marepekki. Sulayaning rebak dadiya prang, punggawa ditya sami pejah
jinemparing, danawa ingkang alit-alit sami ngungsi gesang**7. Resi manu mayasa lajeng kondur. Palepattira
titiga tan kantun. Sadumugining pacrabakan lajeng amesu semedi aneng
pamelingan.
Kamus
Semara santa ; Semara = samar-samar, ada tapi tidak
jelas
Santa = Santana / pembatu
** orang yang membantu bangsa Indonesia
secara samar-samar, dan keberadaanya juga samar-samar, dikatakan ada tapi tidak
ada pengakuan yang jelas terhadap masyarakat, tapi masyarakat tahu kalau ( keamiran
) itu sesungguhnya ada.
Puthut supolawa ; Puthut = murid yang mempunyai kedudukan
yang lebih tinggi
dari murid yang lain
Supo = ula / ular ( orang durhaka )
Lawa = kelelawar
** seorang murid ( KH Nurhasan) yang
mempunyai kedudukan lebih tinggi dari murid yang lain ( disekolah semacam ketua
OSIS ), tapi samar-samar sesungguhnya dia orang durhaka, musuh dalam selimut
bagi K H Nurhasan dan murid-murid yang lain.
Terjemah
6.1 Dipondok KH
Nurhasan berkumpul bersama anak didiknya, santri-santrinya. Tidak semua murid
KH Nurhasan itu baik, ada juga yang jadi musuh dalam selimut, berhati jahat,
iri, dengki, dendam terhadap KH Nurhasan.
Diperkumpulan itu KH Nurhasan bercerita kepada murid-muridnya kalau hatinya sangat
susah, galau sebab dikabarkan mendirikan negara dalam negara, tidak mau tunduk
pada aturan pemerintah. Padahal dia tidak pernah melakukan hal itu.
6.2 Taklama kemudian
datanglah muridnya KH Nurhasan ( yang senior) memberitahukan ada utusan dari TNI
( mungkin utusan dari Petinggi ) yang datang, mulai saat itu datanglah
pekerjaan besar ( permasalahan besar). Semenjak saat itu murid-murid KH
Nurhasan mengalami masalah yang berat ( fitnah \ cobaan yang berat )
6.3 Tanpa banyak
bicara KH Nurhasan sebagai seorang amir dan santrinya yang senior segera
mengatasi masalah itu. Permasalahan berhasil diatasi. Semua yang mengacau
menyelamatkan diri.
6.4 setelah masalah
reda sementara waktu, kembali berkumpul dengan KH Nurhasan sebagai seorang
ulama, mengaji Alquran dan Hadist.
6.5 Suatu saat KH
Nurhasan dan santrinya yang senior keluar dari pondok jalan-jalan. Waktu itu
keadaan hatinya sangat kacau / ruwet. Tidak semua santrinya diberi tahu keadaan
ini.
6.6 Bagi utusan Petinggi
TNI, bertemu dengan K H Nurhasan itu seperti bertemu dengan penjahat negara (
penjahat kelas kakap ). Mereka merasa sangat senangberhadapan dengan KH
Nurhasan sendirian sebagai ulama.
6.7 Dalam pertemuan
terjadi perselisihan, utusan Petinggi TNI kalah / gagal ( mungkin jawaban tidak
sesuai yang diharapkan ), terus pulang. KH Nurhasan tetap melanjutkan
ajaran agama islam seperti biasanya.
# Singkat
cerita. KH Nurhasan dan para santrinya merasa susah diyuduh telah mndirikan negara
dalam negara dan tidak mau tunduk pada pemerintah. Padahal dia tidak melakukan
hal itu. Dia hanya mempraktekkan bahwa agama islam itu harus ijalani dengan cara
berjama'ah.emang kesannya, karena berjamaah jadinya seperti mendirikan negara
dalam negara.
7 Madeg ing kahyangan jonggring saloka, Sanghyang
Giri Nata anuju mios aning bale marchu kondho. Ingkang sumiwi, Sanghyang
Narada, Sanghyang Brama, Sanghyang Giri Nata. Sanghyang Giri Nata andawuh
aken Sanghyang Narada kinen tumurun dumateng marcapada, amaringi jodho dumateng
Resi Manu Mayasa twin janggan Semara Santa,
widodari kakalih**1; 1)
Dewi Retna Wati puniko dadya jodhonipun
Resi Manu Mayasa**2. 2)
Dewi Kanastri dadya jodhonipun janggan Semara Santa**3. Ananging sarehning Resi Manu Mayasa daat
lenggana, dados kadawuhan kedah mawi warana**4
. Widodari kakalih tinimballan lajeng binusannan dening Sanghyang Narada
sami warni simo**5. Lajeng
kabekta dateng marcapada deneng Sanghyang Narada**6. Sanghyang Giri Nata lajeng jengkar.
Kamus
Retno wati ; Retno = ratna / permata
Wati = cantik / indah
** mungkian yang dimaksud adalah
sifat, sebagai seorang ulama dia sesungguhnya bagaikan permata yang indah,
ajaran agamanya yang murni dan tidak ada tujuan untuk kepentingan duniawi.
Kanastri ; Konnastiti = supaya yang hati-hati
** mumgkin yang dimaksud adalah
masalah keamiran yang dia saat itu supaya yang hati-hati, jangan sampai bubar,
sebab kalau bubar mendirikannya itu susah, ( ini semacam nasihat dari wali songo
yang telah menyebarkan agama islam dipulau jawa jaman dulu, ada kemungkinan
dulu dipulau jawa jaman wali songo menyebarkan agama islam itu pernah ada
keamiran, cuma saya tidak tahu siapa yang jadi amir saat itu).
Terjemah
7.1 Dimarkas PBB,
sekjen PBB rapat dengan dewan keamanan PBB dan utusan PBB (mungkin kebetulan
dia CIA). Dalam pertemuan (musyawarah ) itu sekjen PBB memutuskan untuk mengutus
seorang utusan (CIA ?) datang ke
Indonesia memberikan pasangan/ tambahan/ embel-embel cerita / kabar / desas-desus.
7.2 1)Sebagai
seorang ulama, K H Nurhasan itu diceritakan bagaikan permata yang indah.
** Mungkin ajaran KH Nurhasan itu
sangat berbeda dengan kelompok yang lain, lebih lengkap termasuk bagaimana cara
mempraktekkan agama islam yang sesungguhnya, dia bagaikan permata yang indah.
7.3 2)Sebagai seorang
amir, KH Nurhasan harus sangat hati-hati dengan kedudukannya itu. Selain itu juga
harus mengusakan kelancaran beribadah bagi para santrinya.
** Mungkin masalah keamiran saat itu
masih dianggap sangat rawan ( berbahaya ) untuk dipraktekkan.**
7.4 Sebab KH Nurhasan
dalam mempraktekkan islam yang berjama'ah tidak mau merahasiakan urusan
keamiran, akhirnya sekjen PBB memberi embel-embel dua macam desas-desus / cerita.
7.5 Kedua hal ini
kemudian oleh utusan PBB (CIA ?) diceritakan kemasyarakat sebagai sesuatu yang sangat
membahayakan.
7.6 Kedua kabar
tadi disebar luaskan kepada semua mayarakat (ngarcapada).
# Ringkas
cerita. Sebab KH Nurhasan tidak mau mempraktekkan keamiran secara rahasia, hal
inilah yang membuat sekjen PBB tersinggung. Kemudian sekjen PBB mengutus
seseorang untuk menyampaikan dua hal tentang KH Nurhasan. 1) sebagai seorang
ulama, dia ulama yang baik. 2) masalah keamiran iti kalau tidak dirahasiakan
memang berbahaya.
8 Madeg ing Wukiratawu, Resi Manu
Mayasa, kakaring dateng patalunan, ingkang umiring among janggan Semara Santa**1, janggan Semara Santa rumiyen
nduweni tataneman ingkang saweg nedeng**2.
Ing ngriku kasarengan rawuhipun Sanghyang Narada, angecullaken simo kakalih**3. Janggan Semara Santa kapapag simo
kakalih badanipun gumeter, bokong ngoplok lajeng wangsul malajeng. Simo kakalih
lajeng sami ambujeng**4. Sareng
dumugi ngarsanipun Resi Manu Mayasa, janggan Semara Santa ulat pucet sarwi karengkossan.
Karinget gumobyos matur nyuwun tulung kabujeng ing simo**5. Resi Manu Mayasa lajeng mapag simo
kakalih wau**6. Sareng
kapanggih simo lajeng dipun jemparing pejah sadaya, kuwondonipun sirno, Mboten
watawis dangu pawestri kakalih, katingal lumampah wonten ngajengipun Resi Manu
Mayasa, ing ngriku sang resi langkung kasmaran**7.
Lajeng ngetut aken sapurugipun. Sang resi kaget rawuhipun Sanghyang Narada.
Inggih punika Dewi Retna Wati kaliyan Dewi Kanastri**8. Sanghyang Narada andawuh aken dawuhing
Sanghyang Giri Nata**9. Dewi
Retna Wati sampun pinasthi kapareng dados jodhonipun Resi Manu Mayasa**10, Dewi Kanastri dados jadhonipun
janggan Semara Santa**11.
Lajeng kadawuhan ambekta mantuk. Sanghyang Narada kondur makahyangan.
Kamus
Wukiratawu ; Wukir = gunung
Tawu = menimba ( ilmu)
** gunung tempat menimba, yang dimaksud
adalah sebuah tempat untuk menuntut ilmu, kalau sekarang adalah pondok pesantren
berontak merebut kekuasaan dari pak Karno )
Sakutrem ; Sokotrem =
iSO teKOne
tenTREM
** orang yang suatu saat akan
mendatangkan ketenteraman bagi bangsa Indonesia setelah selama 20 tahun bangsa
Indonesia tidak merasakan ketenteraman saat dipimpin pak Karno
Sumarwono ; Sumar = samar-samar
Wono = alas / hutan ( bagai dihutan )
** sebuah keadaan bagaikan ada
didalam hutan, keadaan hati ruwet, susah, ngeri, takut, kawatir, semuanya bercampur
jadi satu.
Terjemah
8.1 Dipondok santri-santri
KH Nurhasan mulai bertambah banyak, berkembang pesat.
8.2 Ibarat
tanaman di perkebunan saat itu sedang tumbuh subur. Diberbagai tempat mulai
mendapat pengikut pengajian.
8.3 Disaat jumlah
pengikutnya bertambah pesat, saat itulah muncul fitnah yang mempolitisir kedua
sifat / masalah ( yang dinomor 7 ).
8.4 Yang paling
dikawatirkan oleh KH Nurhasan seiring dengan perkembangan fitnah adalah masalah
keamiran. Biarpun fitnah berkembang luas keamiran tetap tidak boleh bubar. Sebagai
seorang ulama dia tidak kawatir terhadap ilmu agama bab keamiran yang diajarkannya.
8.5 Sebagai
seorang amir, KH Nurhasan sangat kawatir terhadap keamiran yang dia pegang.
8.6 KH Nurhasan
menghadapi fitnah itu dengan bertindak sebagai seorang ulama. Biarpun dia mendapat
cobaan berat, diamerasa senang.
8.7 Kedua isu
tadi dihadapi dengan sungguh-sungguh akhirnya tampaklah kalau sesungguhnya
kedua fitnah itu terlalu mengada-ada. Kedua isu/ cobaan itu memang semakin lama
terasa semakin berat.
8.8 Setelah kedua
sifat fadi semakin jelas, K H Nurhasan terkejut dengan adanya keterlibatan dari
utusan PBB (CIA ?) dalam kedua masalah tersebut.
8.9 Isu tadi
disebar konon yang punya ide adalah sekjen PBB.
8.10 Sebagai
seoramg ulama KH Nurhasan itu bagaikan permata yang indah.
8.11 Sebagai seorang
amir dia memang harus berhati-hati terhadap keamiran yang dia pegang.
Setelah tujuan utusan PBB (CIA ?) datang ke Indonesia adalah
untuk memfitnah KH Nurhasan dan santri-santrinya tercapai, utusan segara pulang/
menghilang (tidak melakukan aktivitas lagi).
# Singkat
cerita. Setelah dua penilaian dari PBB itu beredar dimasyarakat, kini KH
Nurhasan dan santrinya mendapat permasalahan.
9 Madeg Prabu Karomba nata danawa ing
pringgondani, ingadep Patih Kala Mangkara, para punggawa sami mungging
ngarsa. Ginem; sang nata angarsa-arsa, para punggawa ingkang dinuta angrabaseng
wukir sapta arga. Mboten dangu dateng ipun kyai Togog Saraito, atur pariksa
bilih para punggawa ingkang dinuta dateng sapta arga sami pejah dening Resi
Manu Mayasa**1.
Srinata langkung duka, lajeng dawuh dumateng patih kinen saweg dadameling yudha.
Sasampunning samapta, sang nata lajeng
bidal para punggawa sawadya bala nira.
Terjemah
9.1 Petinggi TNI yang namanya harum , mengadakan rapat
(musyawarah ) mengenai hasil kerja dari para utusannya. Ternyata para utusannya
kalah ( gagal / tidak sesuai harapan ). Ditambah laporan dari kyai yang durhaka
( ada niat hati jahat ) akhirnya terjadi perselisihan antara petinggi TNI
beserta bawahannya dengan KH Nurhasan dan satri-santrinya.
Petinggi TNI (karomba) melanjutkan / mempersiapkan
lagi rencana untuk menginterogasi /(.....?) KH Nurhasan dan santri-santrinya.
# Singkat
cerita. Anak buah petinggi TNI yang ditugadi menangani permasalahan KH Nurhasan
gagal. Apalagi ditambah keterangan - keterangan dari orang yang durhaka,
permasalahan menjafi semakin pelik.
10 Madeg Resi Manu Mayasa sekaliyan ingkang
garwa Dewi Retna Wati saweg sami papasihan**1.
Janggan Semara Santa mareg ing ngarsa lawan garwa nira Dewi Kanastri**2. Dewi Retna Wati kepingin ngubengi
wukir sapta arga, lajeng tindak lawan Resi Manu Mayasa. Janggan Semara Santa
lawan kang garwa lajeng anderek**3.
Sareng dumugi imbanging redi ingkang sisih kilen ing ngriku taksih wana
wasa, langkung wingit**4.
Wonten gandarwa tapa brata, nama Satru Tapa**5.
Anengga wohing sumarwana**6. Amargi
gandarwa wau tampi wangsiting jawata, bilih woh sumarwana sampun mateng kapurih
neda bojonipun, awit gandarwa Satru Tapa dereng gadah suta, daat kepingin darbe
suta, panuju gandarwa satru tapa kesah nuwenni bojonipun**7, Resi Manu Mayasa lawan kang garwa
dateng, Dewi Retna Wati sumerep woh sumarwana saka langkung kapengin nedha,
lajeng pinethik katedha. Raosipun langkung miraos**8.
Satelasing nedha woh sumarwana, gandarwa Satru Tapa dateng, sang resi lawan
kang garwa langkung kaget punapa dene janggan Semara Santa lawan bojonipun sami
gumeter sadaya**9. Gandarwa
ngucap,” Sapa wong kang wanuh wani ngunduh woh kang sun sengker iki mau”. Sang
Resi Manu Mayasa bilih ingkang ngaken methik. Lajeng kaparing aken daten
Ng ingkang garwa,
awit daat kapengin nira**10. Gandarwa
matur,” Yen makaten kalilanna sajiwa raga**11. Ingkang garwa kaaliho nama Dewi Sumarwana**12. Dene ing tembe bilih mijil
jalu, kanamaknaa Sakutrem. Awit gandarwa
wau nama Satru Tapa” **13. Sang
resi anyagahi , gandarwa musna majing guwa garba nira Dewi Sumarwana**14. Lajeng anggarbini, sadaya lajeng sami
wangsul ing pratapan.
Terjemah
10.1 Sebagai
seorang ulama, semakin lama semakin jelas kalau dia adalah ulama yang baik.
10.2 Sebagai seorang
amir KH Nurhasan jelas-jelas harus sangat hati-hati.
10.3 Suatu saat KH
Nurhasan terbawa kedalam permasalahan politik yang sangat rahasia (aktivitas
bawah tanah).
10. 4 KH Nurhasan
melakukan perjalanan diwilayah bagian barat, melihat keadaan santri-santrinya.
Memang diwilayah bagian barat itu keadaannya lebih gawat.
10.5 Disitu ada
seseorang yang mempunyai masa lalu yang jelek (gandarwa / Suharto ), dia adalah
musuh dalam selimut (satru tapa) bagi pemerintahan pak Karno.
**Ada cerita
yang menyebutkan kalau pak Harto sebelum jadi presiden prnah terlibat
permasalahan korupsi.
10.6 Dia sedang
menunggu buah dari kekacauan (woh sumarwana).
**Ingin
jadi pemimpin \ presiden menggantikan
pak Karno .
10.7 Dia
menginginkan cita-citanya bisa berlanjut (darbe suta). Menurut pendapat dari seorang
negarawan (wangsiting jawata), memang saat itu pak Karno sudah waktunya diganti
( dilengserkan ).
10.8 KH Nurhasan
tahu keadaan bangsa Indonesia yang saat itu sedang gawat tak lama lagi akan
terjadi sebuah peristiwa besar
(pemberontakan).
10.11 KH Nurhasan sendiri
( mungkin ) juga menginginkan kalau pak Karno diganti. Akhirnya KH Nurhasan
memutuskan untuk bergabung dengan Suharto.
10.12 Karena Suharto
itu orang yang mempunyai masa lalu yang buruk dan orang yang berbahaya,
semenjak bergabung dengan Suharto, KH Nurhasan dan santri-santrinya ada dalam
bayang-bayang kekacauan / bahaya (*sumarwana).
10.14 Apa bila
usahanya bergabung dengan Suharto itu berhasil, suatu saat nanti akan
memunculkan orang yang akan mendatangkan ketenteraman (*sakutrem) bagi bangsa Indonesia.
** Bangsa Indonesia baru bisa
merasakan ketenteraman setelah selama 20 tahun kepemimpinan pak Karno tidak
merasakan ketenteraman. **
# Singkat
cerita. Ada oknum TNI (Soeharto) yang menjadi musuh dalam selimut (gandarwa
satru tapa), dia sedang berusaha mencari keuntungan dari keruhnya permasalahan.
Kebetulan KH Nurhasan dan santrinya sedang mendapat permasalahan. Akhirnya
keduanya bekerjasama. Dari kerjasama itulah suatu saat nanti akan memunculkan
orang yang bisa menenteraman nusantara.
11 Madeg Puthut Supolawa, para puthut rembag
tatanan twin ngajeng-ajeng rawuhipun Resi Manu Mayasa. watawis dangu Resi Manu Mayasa rawuh, lajeng
lenggah satata, twin nyariosaken lalampahanipun kang garwa naliko dahar wohing
sumarwana. Dereng dangu ngandikan lawan PuthutSupolawa. Kasaru geger ing
jawi, datenging danawa ing pringgonadani**1.
Puthut Supolawa, janggan Semara Santa sakancanipun mijil ing jawi, Resi Manu Mayasa
ugi mamanuki lampahing jajanggan. Sareng dumugi ing jawi sampun prang rame.
Prabu Karomba mengsah Resi Manu Mayasa. Sang prabu pejah jinemparing**2 . Sanghyang Bayu tumurun nalabung**3. Prang sampak. Para ditya pringgondani
kathah ingkang pejah, kang kantun lajeng ngungsi gesang**4. Sanghyang Bayu kundur makahyangan.
Resi Manu Mayasa lenggah satata mungging pacrabakan twin Puthut Supolawa, janggan
Semara Santa. Sadaya manguyu jajanggan kang sami unggul ing yudha, lajeng sami
bojana andrawina.
Terjemah
11.1 KH Nurhasan
bertemu / berkumpul dengan santri-santrinya, menceritakan apa yang dialami /
dikerjakan, hingga kelompoknya saat itu ada dalam bayang-bayang bahaya /
kekacauan. Padahal tidak semua santri KH Nurhasan itu orang yang baik. Ada juga
santri KH Nurhasan yang mempunyai perasaan dendam / sakit hati kepadanya (puthut
supalawa) yang ternyata adalah murid-murid senior.
11.2 Petinggi yang
namanya harum ( ? ) dan anak buahnya melaksanakan tugas ...untuk meng.... KH
Nurhasan dan santrinya. Tapi dia yang malah kalah /gagal. Apa yang dia lakukan
tidak dilanjutkan lagi (*pejah
jinemparing).
11.3 Perselisihan
pun tak bisa dihindari. Hingga akhirnya suatu saat KH Nurhasan dan santri-
santrinya mendapat dukungan dari PBB (*sang
hyang bayu).
11.4 Akhirnya
fitnah terhadap KH Nurhasan dapat diakhiri.
** Menurut versi wayang, Petinggi
TNI ikut menyakiti terhadap KH Nurhasan dan santrinya karena terbawa / terhasut
oleh fitnah yang dibuat-buat oleh anak buahnya dan kyai-kyai yang durhaka. **
** Dulu antara tahun 1960 sampai
sebelum G 30 S, santri-santri KH Nurhasan
banyak yang ditahan dalam waktu yang lama tanpa ada alasan yang jelas. Suatu
saat ada orang kristen yang membantu mengatasi masalah ini. Dan masalah ini
bisa diakhiri, santri-santrinya yang dipenjara kemudian dibebaskan. **
# Singkat cerita. Permasalahn perselisihan antara KH
Nurhasan dengan anggota TNI dituntaskan melibatkan utusan PBB.
Jongko ini berlanjut kecerita judul "Bambang
Kalingga" dan “ Babad Wana Marta “ alinea 1. Dengan penggabungan dua terjemah cerita nanti
akan bisa dijelaskan bagaimana caranya menegakkan hukum dengan memanfaatkan
cerita wayang.
Isyaallah dan semoga tulisan saya ini bermanfaat dan
barokah. Aaammiiiinn.
Assalamu'alaikum wrm wbr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar