Kamis, 20 Februari 2020

Jaman Goro - Goro, Gegeran Dan Adil Sejahtera


         Assalamu'alaikum wrm wbr. Kalau saya pelajari keadaan dunia dari sudut pandang prediksi, tidak lama lagi dunia akan memasuki jaman yang mengerikan. Yaitu jaman goro-goro, gegeran kemudian barulah memasuki jaman penataan dunia. Jaman yang seperti ini terpaksa dialami oleh umat manusia sebab banyaknya umat manusia melakukan perbuatan yang bertentangan dengan agama atau syariat islam. Jadi, Allah swt membersihkan dunia dari manusia yang membuat kerusakan dengan cara Allah swt memberikan keadaan dunia yang sangat mengerikan. Dijaman ini umat manusia akan diuji, disaring mana yang layak tetap bertahan hidup dan mana yang sebaiknya segera mati. Memang kehidupan didunia ini tidak akan terwujud keadilan dan kemakmuran selagi kebaikan dan kejahatan / kejelekan masih campur aduk. Memisahkan antara kebaikan dan kejahatan itu ada dua cara. Kalau bisa cukup dengan cara yang damai yaitu berlomba - lomba dalam kebaikan atau perlombaan idiologi. Tapi apabila gagal dengan perlombaan idiologi, kejahatan dihilangkan dengan kekerasan yaitu hukum rimba total. Setelah keduanya terpisah dengan jelas, barulah Allah swt mendatangkan keadaan yang toto tertib tentrem kerto raharjo gemah ripah loh jinawi. Berikut uraiaanya; 


      Pertama, jaman goro-goro. Dijaman ini akan ada sebuah permasalahan yang menyebab manusia / golongan / negara  satu dengan yang lainnya saling menyebabkan emosi / amarah / dendam menjadi menumpuk. Misalnya ada dua golongan anggap saja golongan utara dan selatan. Golongan utara anggotanya bernama A,B,C,D dan E sedangkan golongan selatan anggotanya bernamab V, W, X, Y dan Z. Suatu saat si A melakukan perbuatan yang menyakitkan hati si V, kemudia si V membalas perbuatan si A karena antara si A dengan si B ada kesamaan menyebabkan si B ikut merasakan sakit hati. Kemudian si A dan si B membalas perbuatan si V, karena antara si V dengan W dan X ada kesamaan menyebabkan W dan X ikut merasakan sakit hati. Kemudian V, W dan X membalas perbuatan si A dan B menyebabkan semua golongan utara merasakan sakit hati dan menyimpan dendam. Golongan selatan pun sama, semuanya merasakan sakit hati dan menyimpan dendam. Keadaan seperti ini dalam pewayangan diceritakan sebagai "kandhi howo" atau simpanan hawa nafsu, amarah, dendam dll. Keadaan seperti ini terbawa dalam acara persidangan di PBB. Meskipun akhirnya bisa diredam itupun hanya sementara waktu, tapi saling ancam akan melampiaskan dendam mereka dalam perang dunia ketiga nanti. 


      Kedua, jaman gegeran. Karena sudah terjadi saling ancam, perang dunia ketiga hanya tinggal menunggu waktu. Ketika berbagai macam usaha menyelesaikan permasalahan dunia dengan cara yang damai sudah gagal, untuk mencegah kehancuran yang lebih besar, terpaksa permasalahan dunia diselesaikan dengan hukum rimba total dengan aturan yang ketat. Hukum rimba total terdiri dari perang tanding, botohan dan swiping massa. Hanya hukum rimba total satu-satunya harapan menyelesaikan ruwetnya permasalahan dunia yang sudah seperti benang kusut. Untuk mengantisipasi kehancuran yang sangat besar akibat perang dunia ketiga, sekarang sudah saatnya umat manusia diberi wacana menyelesaikan permasalahan dunia dengan hukum rimba total tapi terkendali dengan aturan yang ketat. Sudah waktunya bagi umat manusia untuk menentukan aturan pelaksanaan hukum rimba total. Barang kali kalau suatu saat nanti memang hukum rimba itu terpaksa dipakai maka hukum rimba itu telah siap dengan segala macam aturan yang berlaku. 


      Ketiga, jaman penataan dunia. Setelah selesainya penerapan hukum rimba total, umat manusia yang masih hidup banyak yang merasakan trauma berat. Dijaman ini orang yang memiliki akhlak baik lebih mendapatkan perhatian dibanding orang yang berakhlak buruk meskipun dia menjadi seorang presiden dari negara adikuasa. Berbeda dengan keadaan sebelum perang dunia ketiga, seseorang dari negara adi kuasa lebih diikuti ucapannya sebab takut dengan kejelekannya kalau tidak diikuti.  Dijaman ini orang yang jahat tinggal sedikit, kekuatan politiknya juga lemah. Jaman orang yang beraklak baik lebih diperhatikan, dalam pewayangan diceritakan "mekarnya tunjung putih" atau orang yang berhati putih bersih lebih menonjol / mendapat perhatian. Dijaman ini seorang pemimpin mengatur rakyatnya dengan memberi nasehat yang lemah lembut, tepo seliro, unggah ungguh, empan papan adepan dll. Insyaallah, seorang pemimpin mengatur rakyatnta cukup dengan memberikan nasehat. Tidak sampai dengan menggunakan perintah, apalagi memerintah dengan memaksa. Sedangkan bandit, berandal, begal, koruptor dan sampah masyarakat lainnya, termasuk orang yang hanya bisa diperintah dengan keras nanti dikorbankan dijaman penerapan hukum rimba total. 


      Pikirkan dengan cermat mumpung belum terjadi!!! Memang seperti inilah cara kerja pujonggo tanah jawa yang biasa disebut sebagai  "satrio piningit". Disebut Satrio Piningit sebab orang yang memiliki ilmu pengetahuan ini tidak tampil dihadapan masyarakat secara langsung. Seandainya terpaksa muncul dihadapan masyarakat terpaksa memakai topeng. Disebut muridiro Sabdo Palon (ki dalang wayang kulit) sebab dia menggunakan ilmu pewayangan sebagai bekal memberikan petunjuk. 

      Dari saya cukup sekian dulu, semoga keterangan yang saya sampaikan ini membawa manfaat dan barokah. Aamiin aamiin aamiin yaa robbal'aalamiina. Assalamu'alaikum wrm wbr. 

      Tertanda


      Jaka Pingit / Joko Pingit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Calon Pemimpin

  Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya sampaikan petunjuk ini hasil dari mempelajari pewayangan. Dalam hal memilih seorang...