Assalamualaikum wrm wbr. Ada sebuah cerita dari Jawa Tengah yang kalau dipelajari ternyata isinya adalah sebuah prediksi tentang Satrio Piningit. Isinya menceritakan tentang usaha Satrio Piningit yang ingin mereformasi dunia yang semula berbentuk PBB kebentuk tatanan pemerintahan dunia yang baru. Tetapi usaha ini mendapat rintangan dari zionis internasional sebab bentuk pemerintahan dunia yang diinginkan oleh zionis internasional dengan yang diinginkan oleh Satrio Piningit memang berbeda. Karena perbedaan ini zionis internasional berusaha menghalangi terbentuknya pemerintahan dunia versi Satrio Piningit. Perbedaan yang sangat jelas zionis internasional dengan Satrio Piningit adalah;
Versi zionis internasional. Zionis internasional menginginkan keberadaan negara Israel Raya dengan ibukota di Yerusalem.
Versi Satrio Piningit. Negara Israel dihapus sebagai gantinya adalah sebuah negara Syam yang berbentuk kekhalifahan.
Alkisah, ada dua kerajaan yang selalu berseteru yaitu Kerajaan Pengging, yang dipimpin Prabu Damar Maya, dengan Kerajaan Boko dengan Rajanya Prabu Boko, yang merupakan seorang raksasa bertubuh tinggi besar.
Suatu ketika, Prabu Boko mengobarkan perang dengan Kerajaan Pengging, karena ingin menguasai Pengging, yang subur dan makmur. Untuk menghadapi Prabu Bhoko, Raja pengging Prabu Damar Maya, lantas mengirim puteranya, raden Bandung Bondowoso yang sakti mandra guna, untuk berperang ke medan laga.
Dalam sebuah pertempuran yang sengit, Raden Bandung Bondowoso, yang gagah berani ini berhasil menewaskan Prabu Bhoko, raja raksasa yang gemar memakan daging manusia.
Mendapati rajanya telah tewas, Patih Kerajaan Boko yaitu Patih Gopala, segera kembali ke Keraton, dan melaporkan peristiwa tersebut kepada puteri Raja Boko yang cantik jelita, bernama Roro Jonggrang.
Mendengar kematian ayahnya, Roro Jonggrang merasa sangat sedih. Ia pun merasa sangat marah, dan menaruh dendam pada Bandung Bondowoso, yang telah menewaskan ayahnya.
Bandung Bondowoso yang berhasil mengalahkan Raja Boko dan tentaranya, lantas bergerak maju memasuki ibukota Kerajaan boko. Saat masuk ke Istana Boko dan bertemu puteri Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso tiba tiba saja merasa jatuh hati.
Raden Bandung Bondowoso pun langsung menyatakan, dia ingin melamar puteri roro jonggrang. Sayangnya, puteri Prabu Boko yang bernama dewi Roro Jonggrang langsung menolak, karena tak mau menikah dengan orang yang sudah menewaskan ayahnya.
Bandung Bondowoso yang sudah terlanjur jatuh hati, terus membujuk roro jonggrang, agar mau menikah dengan dirinya. Raden Bandung Bondowoso juga mengajak Roro Jonggrang, untuk bisa menyatukan kerajaan Boko dan kerajaan pengging, yang selama ini selalu bersaing.
Karena Bandung Bondowoso terus memaksa, Roro Jonggrang pun akhirnya menerima dengan syarat, Bandung Bondowoso harus membuat Sumur Jalatunda dan juga seribu candi yang megah, dalam tempo hanya semalam saja.
Karena merasa memiliki kesaktian luar biasa, Bandung Bondowoso pun langsung menerima syarat dari Roro Jonggrang, yang bagi manusia biasa terasa sangat mustahil.
Dengan kesaktiannya, Raden Bandung Bondowoso pun langsung memanggil makhluk halus, yaitu para lelembut dari dasar perut bumi, untuk ikut mengerjakan syarat dari roro jonggrang tersebut.
Tak lama setelah itu, Bandung Bondowoso berhasil membuat Sumur Jalatunda. Roro Jonggrang lantas meminta Bandung Bondowoso, untuk segera turun ke dasar sumur, guna memeriksa bagian dalam dari sumur Jalatunda tersebut.
Tanpa diduga, Roro Jonggrang dengan dibantu Patih Gopala langsung menimbun Sumur Jalatunda dengan bebatuan dan tanah. Namun dengan kesaktiannya, Bandung Bondowoso berhasil ke luar dari dasar Sumur Jalatunda yang sangat dalam.
Bandung Bondowoso sebenarnya merasa sangat marah, namun karena melihat paras cantik Roro Jonggrang, hati Bandung Bondowoso pun kembali luluh.
Dengan dibantu para lelembut makhluk dari dasar bumi, Bandung Bondowoso lantas mengerjakan syarat kedua, yaitu membuat seribu candi yang megah.
Setelah lewat tengah malam, Bandung Bondowoso berhasil menyelesaikan 999 candi, dan hanya tinggal membuat satu candi, agar syarat dari Roro Jonggrang bisa terpenuhi.
Roro Jonggrang yang merasa panik pun lantas menyuruh para emban dan juga dayang istana beserta rakyat Boko khususnya kaum perempuan, untuk menumbuk padi. Rakyat Kerajaan Bhoko juga diminta untuk membakar kayu dan jerami padi yang kering di sebelah timur.
Karena suasana yang ramai dan terang benderang, ayam jantan pun langsung berkokok bersahutan. Melihat kondisi tersebut, mahluk halus para lelembut lantas pergi dan kembali ke dasar perut bumi, karena mengira hari sudah pagi dan matahari akan segera terbit.
Mendapati usahanya yang gagal, karena tipu daya sang puteri, Raden Bandung Bondowoso yang sakti ini lantas mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu.
Bandung Bondowoso lantas berkata, "wahai Roro Jonggrang, dirimu sungguh keras kepala, seperti batu. Aku kutuk dirimu menjadi batu," begitulah ucapan yang keluar dari mulut Raden Bandung Bondowoso.
Dikisahkan, kutukan bandung Bondowoso langsung dikabul, dan Roro Jonggrang pun langsung menjadi batu. Roro Jonggrang menjadi arca batu, berbentuk seorang perempuan langsing, untuk melengkapi 999 candi yang telah dibuat Bandung Bondowoso, agar genap menjadi 1000 candi.
Arti kata-kata atau kamus.
Damar Maya artinya damar adalah lampu, maya / mayang adalah yang menjadi pembicaraan. Maksudnya adalah orang yang banyak menjadi pembicaraan (maya / mayang), karena dialah orang yang menjadi penerangan dalam kehidupan.
Bandung Bondowoso, Bandung adalah tidak terkendali, Bondowoso atau bondo wiso adalah dengan berbekal ucapan yang sangat mematikan bagaikan bisa / racun. Maksudnya adalah orang yang terjun ke urusan pemerintahan dunia dengan bekal ucapan pendek tapi sangat mematikan.
Bhoko
Roro Jonggrang, Jonggrang artinya tinggi besar. Maksudnya adalah orang yang menjadi pembesar
Patih Gopala
Sumur Jalatunda, sumur berasal dari kata samar atau tidak terang-terangan, jalatunda / jolo tondo artinya ada tanda sedang dijebak. Maksudnya adalah ada tanda-tanda kalau sedang dijebak.
Makhluk lelembut, maksudnya adalah orang yang memberikan bantuan tapi tidak mau menampakkan jati dirinya.
Gelap malam, maksudnya adalah ketika dunia sedang berusaha menyelesaikan permasalahan dengan menerapkan hukum rimba.
Pagi, maksudnya adalah ketika pelaksanaan hukum rimba ada tanda-tanda akan segera diakhiri.
Terang benderang, maksudnya adalah penerapan hukum rimba dihentikan dan sudah kembali ke penerapan hukum konvensional.
Menjadi batu, maksudnya adalah dibekukan atau bisa juga dibubarkan.
Seribu candi, maksudnya adalah usaha untuk mewujudkan pemerintahan dunia dengan menjadikan badan-badan dunia semuanya dibawah satu kepemimpinan presiden dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar